Senin, 05 Juli 2010

Siswa Alor Tewas Tertancap Panah

SENIN, 5 JULI 2010


KALABAHI, POS KUPANG.Com -- Syamsul, siswa MAN Kalabahi, tewas tertancap panah di atas mata kanannya saat terjadi bentrok antar warga dua desa di Kecamatan Alor Barat Laut (Abal), Minggu (4/7/2010). Korban adalah warga Desa Alor Kecil.

Pemicu utama bentrok berdarah itu masih belum jelas. Informasi yang dihimpun Pos Kupang di Kalabahi, sempat terjadi tuding-menuding antar warga Alor Kecil dengan warga Desa Dulolong saat terjadi tabrakan yang menewaskan seorang warga Alor Kecil.

Kapolsek Abal, Aiptu  Onan Ndolu mengatakan, pada hari Minggu pagi terjadi bentrok terbuka antar warga kedua desa. Warga saling berhadap-hadapan, saling lempar dengan batu dan saling panah. Mereka juga mempersenjatai diri dengan senjata tajam lainnya.

Menurut Kasatreskrim Polres Alor, Iptu Anton Mengga, awalnya ada kasus tabrakan di Dulolong yang menewaskan seorang warga Alor Kecil. Kemudian muncul isu bahwa korban yang tewas itu akibat dipukul oleh warga Dulolong. Beberapa waktu kemudian, ada kondektur asal Dulolong dipukul di Alor Kecil.

Kini, aparat Polres Alor sudah melakukan pengamanan ketat di dua desa itu. Camat Abal, Ade Dharma Massa meminta warga kedua desa menahan diri dan menyerahkan penyelesaian masalah itu kepada aparat pemerintah. 

Wakil Bupati Alor, Drs. H. Jusran M Tahir kepada wartawan di rumah jabatannya, tadi malam, mengatakan pemerintah sudah melakukan pertemuan bersama muspida untuk menyikapi persoalan itu. Dalam rapat muspida, Bupati Alor menugaskan Sekab Alor, Drs. Seprianus Datemoly untuk melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat (tomas) Dulolong untuk datang ke Rujab Bupati guna membahas masalah yang terjadi. Sedangkan Kepala Badan Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Alor, Viktor Imang ditugaskan untuk melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat Desa Alor Kecil untuk maksud yang sama.

Irianto Imang mengatakan sudah menjemput tokoh tomas Alor Kecil, demikian pula Sekab Datemoly telah membawa tomas dari Dulolong untuk membahas masalah tersebut bersama Muspida.

Salah satu poin yang dibahas adalah mengenai  jenazah korban bentrokan agar bisa dibawa dari Kalabahi ke Alor Kecil. Sebab, korban dilarikan ke RSUD Kalabahi dan meninggal dunia di rumah sakit itu.

Informasi yang dihimpun di RSUD Kalabahi, setelah korban Syamsul terkena anak panah, dia dilarikan ke puskesmas di desa itu namun kondisinya kritis sehingga dengan sebuah perahu motor, korban diantar ke RSUD Kalabahi dengan kondisi anak panah masih tertancap di dahinya.

Sampai di RSUD Kalabahi, anak panah berhasil dicabut oleh petugas medis, namun korban meninggal dunia sekitar pukul 18.00 Wita, kemarin. Jenazah korban diantar oleh Bupati Alor, Muspida, keluarga dan kerabat melalui jalan darat ke Desa Alor Kecil setelah dilakukan pertemuan bersama antara bupati, wabup, Ketua DPRD,  Minggus Mallaka, Kapolres Alor, AKBP Andi Harsito, Dandim 1622 Alor, Letkol Syahrisal Siregar, Ketua PN Kalabahi, Firman, S.H dan Kasi Pidsus Kejari Kalabahi, Sudarto, S.H, Kades Alor Kecil, Jasin Arkiang, Kades Dulolong, Darwin Duru serta tokoh masyarakat dari dua desa itu.

Tidak Boleh Ada Gejolak
Bupati Alor, Drs. Simeon Th. Pally meminta kepala desa dari dua desa yang bertikai itu agar mengamankan situasi di desanya masing-masing. Sedangkan proses hukum terhadap pemicu bentrokan maupun bentrokan yang menelan korban itu tetap dilakukan.

"Mulai malam ini hingga ke depan, tidak boleh ada gejolak. Jika ada gejolak, maka pemerintah akan bersikap tegas," tandas Pally.

Pally minta kepala desa dan para tomas agar membantu polisi untuk menangkap pelaku untuk menjalani proses hukum. 

Dia mengatakan, masalah tersebut juga akan diselesaikan secara adat dan dia menunggu kepastian waktu dari kedua kepala desa.

Kapolres Andi Harsito juga mengharapkan bantuan kepala desa, para tomas serta warga untuk membantu polisi menegakkan hukum dan menjaga keamanan. Dia meminta agar pemicu persoalan itu dibawa ke polisi agar diproses hukum.
 
"Jangan sampai hanya karena satu orang punya masalah lalu semuanya terganggu," tegas Harsito.

Dia juga meminta warga kedua desa menahan diri dan jangan menyelesaikan persoalan dengan cara sendiri. (oma)