Senin, 07 Juni 2010

Usa, Tradisi Selaras Alam

Kampungku Oleh Alfred Dama
Sabtu, 24 April 2010
 
KEMAJUAN teknologi dan ilmu pengetahuan tidak serta-merta mengubah tradisi masyarakat Dawan, khususnya di Desa Sainoni, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

Warga di desa yang berada di beranda Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini terus menjaga tradisi peninggalan nenek moyang mereka.

Salah satu tradisi yang terus dipelihara hingga kini adalah usa. Bagi masyarakat Desa Sainoni dan desa-desa lain di Kabupaten TTU, usa merupakan tradisi tahunan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan hasil bumi, dan juga kepada alam yang telah menjadi media tanaman pertanian warga.

Usa merupakan tradisi wajib bagi masyarakat di Desa Sainoni.  Usa biasanya digelar menjelang pertengahan tahun atau usai musim panen.

Margaret, warga Sainoni yang kini tinggal di Kupang, mengatakan, warga di desanya sangat menghargai setiap tradisi yang diturunkan oleh nenek moyang. Hal ini sangat terkait dengan akibat yang akan dicapai.

Dalam upacara usa, tiap-tiap keluarga membawa hasil pertanian yang baru dipanen, seperti jagung, padi dan aneka jenis hasil bumi dari kebun atau ladang. Hasil pertanian ini hanya sebagian kecil atau simbol saja, seperti jagung hanya beberapa batang yang dipotong pada bagian bawa dan pucuk dengan buah yang tetap menempel pada batang. Beberapa batang jagung bersama buahnya ini diikat menjadi satu.

Hasil bumi kemudian dibawa ke gereja saat misa atau perayaan ekaristi. Semua hasil bumi ditumpuk di dekat altar guna mendapat berkat dari pastor yang memimpin perayaan ekaristi tersebut.

Usai mendapat berkat oleh pastor, hasil ini kemudian dibawa lagi ke rumah adat. Biasanya tiap-tiap suku memiliki rumah adat sendiri. Di tempat ini hasil bumi dimasukkan dan disimpan. Ini merupakan wujud terima kasih kepada nenek moyang dan alam yang telah menjadi media tanaman ini sehingga bisa tumbuh sumbur dan hasilnya baik.

Margaret mengisahkan, masyarakat di wilayah tersebut meyakini bila usa ini tidak dilaksanakan, maka berakibat buruk pada musim tanam berikutnya. Bentuk-bentuk dampak buruk, antara lain tanaman tidak subur, terserang hama atau dimangsa oleh hewan ternak milik masyarakat  di wilayah itu. Selanjutnya bisa gagal panen.

Satu hal yang menjadi pesan dalam tradisi ini adalah masyarakat Sainoni terus menjaga tradisi yang sudah  dilaksanakan secara turun-temurun dan nilai lainnya adalah mereka tetap mensyukuri karania Tuhan dan tetap menghormati alam. (*)



Sumber : Pos Kupang