Rabu, 16 Juni 2010

Rabies di Ngada Makan Korban

Selasa, 15 Jun 2010

BAJAWA, Timex-Yohanes Donbosko Bira, warga Desa Boba Baru Kecamatan Golewa akhirnya menghembuskan nafas terakhir di Ruangan Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Bajawa setelah digigit anjing rabies bulan lalu.

Korban masuk di RSUD Bajawa, Sabtu (13/6) dalam kondisi yang sangat parah. Setelah dirawat 20 menit, korban langsung menghembuskan nafas terakhir.

Direktur RSUD Bajawa, Aty Due yang ditemui Timor Express, Senin (15/6) membenarkan anak berusia enam tahun itu meninggal karena gigitan anjing rabies. Korban masuk sekira pukul 14.00 Wita dalam kondisi yang parah. Setelah dirawat beberapa menit kemudian langsung menghembuskan nafas terakhir.

Informasi yang disampaikan orangtua korban kepada petugas rumah sakit, Yoahens Donbosko pernah digigit aning rabies di kampung halamannya di Maumbawa Desa Boba Baru. Korban digigit di kaki kanan kanan hingga mengeluarkan darah. Gejala yang dirasakan korban dari mulut mengeluarkan air liur berbusa dan sering kejang-kejang. Jenasah korban langsung dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada, Hilgardis Bhoko dalam rapat kordinasi penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) dan rabies Kabupaten Ngada yang berlangsung Senin (15/6) mengatakan sejak beberapa tahun terakhir penyakit rabies dan DBD telah menjadi perhatian pemerintah dalam upaya pemberantasannya. Namun, belum menunjukan hasil yang optimal.

Karena hingga saat ini masih ditemukan banyak kejadian yang berhubungan dengan kasus DBD dan rabies. Khusus untuk kasus gigitan anjing rabies di Ngada, jelas Bhoko, sejak tahun 2008 terdapat 205 kasus. Tahun 2009 sebanyak 329 kasus dan sampai dengan Mei 2010 terdapat 96 kasus. Dari data ini menunjukan kasus rabies merupakan masalah serius yang harus ditangani secara tepat.

"Penanggulangan rabies harus dilakukan secara intergral dan bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat untuk melakukan pencegahan. Upaya penanggulangan rabies dapat dilakukan melalui pemberian vaksin dan pengendalian hewan penularan rabies (HPR)," jelas Bhoko.

Ia mengatakan, upaya pencegahan harus dilakukan secara terus-menerus untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya keberhasilan lingkungan. Karena dengan lingkungan bersih maka berbagai penyakit dapat dihindari. Berkaitan dengan upaya pencegahan terhadap penyakit rabies harus lebih mengarah pada kegiatan kongkrit yang berpihak kepada rakyat. (teo)