Rabu, 23 Juni 2010

PU NTT Bangun Puluhan Rumah Mubazir

Senin, 07 Jun 2010
Tak Dihuni dan Mulai Hancur

KUPANG, Timex- Ini yang namanya proyek-proyekan. Bagaimana tidak, sekira 35 unit rumah dibangun Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi NTT di Dusun II Boneana, Desa Oematnunu, Kecamatan Kupang Barat, dibiarkan hancur tak berpenghuni alias mubazir. Kuat dugaan, rumah-rumah yang didirikan tahun 2004 hingga 2006 tersebut, dibangun tanpa perhitungan yang matang. Pasalnya, rumah-rumah tersebut dibangun dalam kawasan hutan belantara, tanpa penerangan listrik dan air bersih.

Menurut H. Sampoerno Siregar, ketua Yayasan Kesejahteraan Pegawai PU Provinsi NTT yang dihubungi Timor Express, Sabtu pekan lalu (5/6), rumah-rumah tersebut sedianya akan dijual secara kredit kepada pegawai Dinas PU Provinsi NTT.

Sayangnya, kata Sampoerno yang dihubungi melalui handphonenya, tak satupun pegawai instansi itu menyatakan minatnya. "Mungkin karena tidak ada listrik dan air bersih, sehingga tidak ada pegawai yang berminat kredit," beber Sampoerno dari balik handphonenya.

Dikatakan Sampoerno, Dinas PU Provinsi NTT sedianya berencana membangun 2.000 unit rumah, namun yang baru terealisasi sekira 35 unit. Pembangunan ke-2.000 unit rumah itu, di areal seluas 100 hektar are. "Rencananya akan dibangun dua ribu unit, tapi sampai dengan tahun 2006, yang selesai dibangun sekira 35 unit.

Saya sudah lupa perusahaan apa kerjakan rumah-rumah itu, tapi kontraktornya bernama Pak Nardi Eko," tambah Sampoerno. Seperti disaksikan Timor Express Sabtu lalu, bangunan puluhan rumah-rumah tersebut mulai hancur dimakan usia. Beberapa bagian tembok rumah tersebut mulai runtuh, dan atapnya ada yang copot karena diterbangkan angin. "Rumah-rumah itu dibangun di atas kapling istimewa.

Tidak ada ukuran yang jelas, satu sama lainya. Soalnya dibangun di atas lahan yang luas sekira seratus hektar," pungkas Sampoerno. Beberapa warga Dusun II Boneana yang sempat ditanyai koran ini menyebutkan, tidak adanya sarana listrik dan air bersih sebagai penyebab keengganan pegawai PU NTT meng-kredit rumah-rumah tersebut.

Bahkan, warga di dusun itu sering mengaku takut dan ngeri bila melalui perumahan itu. Pasalnya, rumah-rumah itu dibiarkan kosong tanpa dihuni. "Katong ju heran, kanapa pemerintah bangun rumah di tengah hutan bagini? Mana ada pegawai mau beli ini rumah, sonde ada listrik dan air bersih. Pemerintah hanya buang-buang uang sa," tutur Agus, warga Dusun II Boneana dalam bincang-bincang dengan koran ini. (rsy)