Minggu, 20 Juni 2010

Korban Kue Jagung Bertambah

Kamis, 17 Juni 2010
POS KUPANG/EUGENIUS MOA
Perawat RSUD TC Hillers Maumere merawat salah satu korban keracunan jagung, Selasa (15/6/2010)
 
MAUMERE, POS KUPANG.Com  -- Korban tewas akibat keracunan kue jagung di Gusung Karang, Desa Kojagete, Pulau Kojadoi, Sikka bertambah satu orang. Korban ketiga adalah Syaiful (12). Syaiful meninggal dunia Rabu (16/6/2010) pukul 09.45 Wita di RSUD TC Hillers Maumere.

Kepergian Syaiful menyusul  adiknya Irma (7) yang meninggal dunia, Senin (14/6/2010) malam di Gusung Karang, Desa Kojagete dan kakaknya Syahrul yang meninggal dunia, Selasa (15/6/2010)  siang di RSUD TC Hillers.

Kemarin siang, jenazah Syaiful dibawa dengan  perahu motor menuju  Kojagete untuk dimakamkan berdampingan dengan adiknya Irma yang  telah  dimakamkan pada Selasa siang. Sedangkan kakaknya Syahrul dimakamkan di pemakaman umum  Islam di Waipare, Selasa (15/6/2010) pukul 22.00 Wita.    Kepergian ketiga kakak beradik menciptakan kesedihan  mendalam bagi ayah mereka  Syamsul (43) dan sanak keluarga.

Syamsul berharap istrinya, Suryani (32) dan putri pertama atau anak kedua  dari empat bersaudara, Salma (13) bisa segera pulih. Sampai kemarin kondisi Suryani dan Salma masih kritis.

Keterangan dihimpun di RSUD TC Hillers, Rabu pagi menyebutkan, kondisi Syaiful semakin turun Selasa malam. Tim medis sudah berupaya maksimal, namun tak berhasil menyelamatkan  Syaiful. Paman korban,  Idiman (43)  melukiskan musibah ini sangat mengerikan. Tiga kakak adik meninggal dalam jeda waktu tak lama.  Dia tak pernah bayangkan kue  jagung pulut  yang disebut warga setempat tapilangi  menjadi sumber malapetaka.

Kondisi Suryani dan  anaknya Salma yang kritis akhirnya dipindahkan  dari ruang perawatan di UGD ke  kamar ICU. "Tadi malam mereka pindah ke sana," ujar Idiman, kemarin.
Idiman heran tapilangi yang sering dikonsumi menjadi  beracun  dan merenggut tiga nyawa. Selama ini masyarakat di Kojadoi selalu makan tapilangi yang merupakan makanan tradisional warisan nenek moyang. "Mereka tidak pernah keracunan. Kenapa keluarga saya makan dan mati," keluh Idiman.

Dia menampik kemungkinan ada unsur kesengajaan dari oknum tertentu terhadap keluarga Syamsul.  Selama ini hubungan keluarga Syamsul dengan kerabat dan keluarganya baik-baik saja. "Mereka tidak cekcok," kata Idiman.

Syamsudin, kerabat Syamsul menambahkan, kondisi Syaiful terus menurun sejak Selasa malam.  Anak ketiga pasangan Syamsul dan Suryani ini meninggal, Rabu pukul 09.45 Wita.
Syamsudin menambahkan, kondisi Suryani dan Salma pun  turun drastis pada Selasa malam.

Oleh karena itu minta  kepada paramedis agar kedua pasien tersebut dipindahkan dari ruang perawatan UGD  ke  ICU.  Salma dilukiskannya lebih bugar dari ibunya dan Syaiful pada Selasa siang. Namun, pada malam  hari kondisinya menurun sehingga dipasangi infus dan tabung oksigen. (ius)