Kamis, 17 Juni 2010
MAUMERE, POS KUPANG.Com -- Korban tewas akibat keracunan kue jagung di Gusung Karang, Desa Kojagete, Pulau Kojadoi, Sikka bertambah satu orang. Korban ketiga adalah Syaiful (12). Syaiful meninggal dunia Rabu (16/6/2010) pukul 09.45 Wita di RSUD TC Hillers Maumere.
Kepergian Syaiful menyusul adiknya Irma (7) yang meninggal dunia, Senin (14/6/2010) malam di Gusung Karang, Desa Kojagete dan kakaknya Syahrul yang meninggal dunia, Selasa (15/6/2010) siang di RSUD TC Hillers.
Kemarin siang, jenazah Syaiful dibawa dengan perahu motor menuju Kojagete untuk dimakamkan berdampingan dengan adiknya Irma yang telah dimakamkan pada Selasa siang. Sedangkan kakaknya Syahrul dimakamkan di pemakaman umum Islam di Waipare, Selasa (15/6/2010) pukul 22.00 Wita. Kepergian ketiga kakak beradik menciptakan kesedihan mendalam bagi ayah mereka Syamsul (43) dan sanak keluarga.
Syamsul berharap istrinya, Suryani (32) dan putri pertama atau anak kedua dari empat bersaudara, Salma (13) bisa segera pulih. Sampai kemarin kondisi Suryani dan Salma masih kritis.
Keterangan dihimpun di RSUD TC Hillers, Rabu pagi menyebutkan, kondisi Syaiful semakin turun Selasa malam. Tim medis sudah berupaya maksimal, namun tak berhasil menyelamatkan Syaiful. Paman korban, Idiman (43) melukiskan musibah ini sangat mengerikan. Tiga kakak adik meninggal dalam jeda waktu tak lama. Dia tak pernah bayangkan kue jagung pulut yang disebut warga setempat tapilangi menjadi sumber malapetaka.
Kondisi Suryani dan anaknya Salma yang kritis akhirnya dipindahkan dari ruang perawatan di UGD ke kamar ICU. "Tadi malam mereka pindah ke sana," ujar Idiman, kemarin.
Idiman heran tapilangi yang sering dikonsumi menjadi beracun dan merenggut tiga nyawa. Selama ini masyarakat di Kojadoi selalu makan tapilangi yang merupakan makanan tradisional warisan nenek moyang. "Mereka tidak pernah keracunan. Kenapa keluarga saya makan dan mati," keluh Idiman.
Dia menampik kemungkinan ada unsur kesengajaan dari oknum tertentu terhadap keluarga Syamsul. Selama ini hubungan keluarga Syamsul dengan kerabat dan keluarganya baik-baik saja. "Mereka tidak cekcok," kata Idiman.
Syamsudin, kerabat Syamsul menambahkan, kondisi Syaiful terus menurun sejak Selasa malam. Anak ketiga pasangan Syamsul dan Suryani ini meninggal, Rabu pukul 09.45 Wita.
Syamsudin menambahkan, kondisi Suryani dan Salma pun turun drastis pada Selasa malam.
Oleh karena itu minta kepada paramedis agar kedua pasien tersebut dipindahkan dari ruang perawatan UGD ke ICU. Salma dilukiskannya lebih bugar dari ibunya dan Syaiful pada Selasa siang. Namun, pada malam hari kondisinya menurun sehingga dipasangi infus dan tabung oksigen. (ius)
Kepergian Syaiful menyusul adiknya Irma (7) yang meninggal dunia, Senin (14/6/2010) malam di Gusung Karang, Desa Kojagete dan kakaknya Syahrul yang meninggal dunia, Selasa (15/6/2010) siang di RSUD TC Hillers.
Kemarin siang, jenazah Syaiful dibawa dengan perahu motor menuju Kojagete untuk dimakamkan berdampingan dengan adiknya Irma yang telah dimakamkan pada Selasa siang. Sedangkan kakaknya Syahrul dimakamkan di pemakaman umum Islam di Waipare, Selasa (15/6/2010) pukul 22.00 Wita. Kepergian ketiga kakak beradik menciptakan kesedihan mendalam bagi ayah mereka Syamsul (43) dan sanak keluarga.
Syamsul berharap istrinya, Suryani (32) dan putri pertama atau anak kedua dari empat bersaudara, Salma (13) bisa segera pulih. Sampai kemarin kondisi Suryani dan Salma masih kritis.
Keterangan dihimpun di RSUD TC Hillers, Rabu pagi menyebutkan, kondisi Syaiful semakin turun Selasa malam. Tim medis sudah berupaya maksimal, namun tak berhasil menyelamatkan Syaiful. Paman korban, Idiman (43) melukiskan musibah ini sangat mengerikan. Tiga kakak adik meninggal dalam jeda waktu tak lama. Dia tak pernah bayangkan kue jagung pulut yang disebut warga setempat tapilangi menjadi sumber malapetaka.
Kondisi Suryani dan anaknya Salma yang kritis akhirnya dipindahkan dari ruang perawatan di UGD ke kamar ICU. "Tadi malam mereka pindah ke sana," ujar Idiman, kemarin.
Idiman heran tapilangi yang sering dikonsumi menjadi beracun dan merenggut tiga nyawa. Selama ini masyarakat di Kojadoi selalu makan tapilangi yang merupakan makanan tradisional warisan nenek moyang. "Mereka tidak pernah keracunan. Kenapa keluarga saya makan dan mati," keluh Idiman.
Dia menampik kemungkinan ada unsur kesengajaan dari oknum tertentu terhadap keluarga Syamsul. Selama ini hubungan keluarga Syamsul dengan kerabat dan keluarganya baik-baik saja. "Mereka tidak cekcok," kata Idiman.
Syamsudin, kerabat Syamsul menambahkan, kondisi Syaiful terus menurun sejak Selasa malam. Anak ketiga pasangan Syamsul dan Suryani ini meninggal, Rabu pukul 09.45 Wita.
Syamsudin menambahkan, kondisi Suryani dan Salma pun turun drastis pada Selasa malam.
Oleh karena itu minta kepada paramedis agar kedua pasien tersebut dipindahkan dari ruang perawatan UGD ke ICU. Salma dilukiskannya lebih bugar dari ibunya dan Syaiful pada Selasa siang. Namun, pada malam hari kondisinya menurun sehingga dipasangi infus dan tabung oksigen. (ius)