SELASA, 29 JUNI 2010
Sumber Racun dari Wadah Kue Jagung
MAUMERE, POS KUPANG.Com -- Sumber racun yang menewaskan Suryani dan empat anaknya dua pekan lalu diduga berasal dari wadah kue jagung, bukan dari bahan makanan itu. Para korban menunjukkan gejala keracunan kimia berat.
"Saya sudah telepon petugas (laboratorim Dinkes NTT di Kupang, Red) dan dijanjikan tiga hari lagi sudah ada hasilnya. Tetapi dari gejala umum yang diperlihatkan semua korban, tampaknya keracunan kimia berat. Hati dan jantung tidak berfungsi, darah sampai keluar dari mulut, mata dan telinga. Dari fakta-fakta ini saja, jenis racunnya bahan kimia yang berat," kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Sikka, dr. Delly S. Pasande kepada FloresStar di ruang kerjanya di Maumere, Senin (28/6/2010).
Dugaan sementara, kata Delly, racun kimia berat itu berasal dari wadah yang digunakan korban saat makan kue jagung di rumah mereka di Kampung Gusung Karang, Desa Kojagete, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka 14 Juni 2010 lalu.
"Mungkin wadah yang digunakan itu bekas ditaruh zat kimia beracun yang kemudian tercampur dengan bahan-bahan yang digunakan membuat kue jagung itu. Tetapi yang pasti kita tunggu hasil pemeriksaan laboratorium," kata Delly.
Dikatakannya, zat kimia kadar tinggi yang masuk ke dalam tubuh kelima korban sangat keras, sehingga merusak ginjal dan hati korban. Fungsi hati meningkat dari kondisi normal. Itu terlihat dari kecepatan atau jedah waktu setelah makan dan kematian korban.
Anak bungsu Suryani, Irma meninggal dunia Senin (14/6/2010) sekitar pukul 19.30 Wita di Gusung Karang. Setelah itu kematian korban susul-menyusul sampai Kamis (17/6/2010). Korban terakhir yang meninggal di RSUD TC Hillers Maumere adalah Suryani, ibu empat anak yang membuat kue jagung itu.
Delly menjelaskan, zat kimia itu menyerang pembuluh darah, sehingga menimbulkan iritasi terhadap pembuluh kapiler darah.
"Zat ini toksin (racunnya) kuat sekali. Kalau kadar racunnya kecil, kemungkinan tidak sampai menewaskan korban. Menurut saya ini termasuk golongan racun kimia berat. Saya sempat datang tengok korban, ada yang kencingnya mengeluarkan darah," tandas Delly.
Direktur RSUD TC Hillers Maumere, dr. Asep Purnama, Sp.PD yang hadir di ruang kerja Kadiskes Sikka, menambahkan penjelasan resmi kematian lima korban keracunan di Kojagete masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium kesehatan di Kupang.
Namun, dari gejala umum menandakan, kelima korban itu mengalami keracunan berat yang ditandai tidak berfungsinya organ-organ tubuh utama. "Jenis racunnya seperti apa, harus tunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Lebih pasti dan lebih bisa dipertanggung jawabkan," tandas Asep.
Seperti diberitakan FloresStar, satu keluarga terdiri dari ibu dan empat anaknya tewas setelah makan kue jagung 14 Juni 2010 lalu. Para korban adalah Suryani (37) dan empat putra-putrinya masing-masing Syahrul (16), Syaiful (12), Salma (13), dan Irma (7). Satu-satunya anggota keluarga itu yang selamat adalah sang ayah, Syamsul. Saat itu Syamsul berada di Mbay, Kabupaten Nagekeo.
Salma, putri tertua Syamsul dan Suryani meninggal dunia pada Kamis pagi (17/6/2010) pukul 06.00 Wita di ruang ICU RSUD TC Hillers Maumere. Berselang delapan jam 40 menit kemudian, tepat pukul 13.40 Wita, Suryani menyusul keempat anaknya. Irma meninggal dunia Senin malam (14/6/2010) di kediaman orangtuanya di Gusung Karang, Desa Kojagete.
Hari Selasa (15/6/2010), Syahrul tak mampu lewati masa kritis akhirnya meninggal di UGD RSUD Maumere. Pada hari Rabu (16/6/2010), Syaiful, siswa kelas IV SDK Gusung Karang menyusul kakak dan adiknya menghadap Sang Khalik.
Kematian lima warga Kojagete merupakan musibah keracunan yang menguncang warga Sikka. Namun, musibah keracunan paling buruk menewaskan semua penghuni di dalam satu rumah, pernah terjadi tiga tahun silam di Desa Sampora, Pulau Sukun.
Keluarga Nadimu berjumlah tujuh orang terdiri dari ayah, ibu, anak dan mertua tewas karena makan ikan beracun. Hanya seorang yang selamat saat itu karena dia tidak makan ikan beracun tersebut.(ius)