Jumat, 18 Juni 2010

Alor Miliki Dua Lokasi Panas Bumi

Jumat, 18 Juni 2010
 
KALABAHI, Pos Kupang.Com -- Potensi panas bumi di Kabupaten Alor terdapat di dua lokasi, yakni di Tuti Adagai, Desa Air Mancur, Kecamatan Alor Timur Laut (ATL), dan satu lagi di wilayah Korolou, Desa Aramaba, Kecamatan Pantar Tengah.

Sekretaris Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Alor, John Pulingmahi, dan pejabat teknis, Mersy Sumaa, kepada Pos Kupang di Kalabahi, Rabu (16/6/2010), menjelaskan, dua lokasi potensi panas bumi ini telah disurvai tim dari Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Alam Pusat sekitar tahun 2003. Ketika itu, ungkap Sumaa, di Korolou tim baru melakukan survai pendahuluan. Sedangkan di Tuti Adagai, tim mulai fokus dengan survai permukaan anomali panas. Setelah survai permukaan di daerah Tuti Adagai, tim berlanjut dengan kegiatan pengeboran pada dua titik di tepi pantai di wilayah itu atau di luar dari kawasan konservasi hutan lindung. Namun bersamaan itu pada tahun 2004 terjadi gempa bumi sehingga saat itu kegiatan pengeboran tidak dilanjutkan.

"Kegiatan tidak dilanjutkan hingga saat ini karena terbentur dengan masalah izin lokasi dan masalah sosial kemasyarakatan di wilayah itu. Izin menjadi sulit karena pusat panas bumi itu berada di dalam kawasan konservasi," jelas Sumaa.

Dia mengatakan, masalah izin pernah dibicarakan, tapi pihak KSDA tidak mengizinkannya dengan alasan di lokasi hutan konservasi  itu terdapat sejumlah binatang yang dilindungi, seperti ular dan burung yang spesifik.

Dia mengungkapkan, potensi panas bumi di Tuti Adagai cukup tinggi, baik untuk pemakaian tidak langsung maupun langsung. "Untuk pemakaian tidak langsung, biasanya dijadikan sumber energi listrik. Sementara pemakaian langsung, biasanya digunakan untuk pengeringan hasil pertanian atau hasil laut," ungkapnya.

Dia menandaskan, potensi panas bumi Tuti Adagai berdasarkan hasil survai, yaitu  masih berupa kemungkinan atau cadangan  potensi listrik sebesar 26 megawatt (MW).

"Bisa bayangkan potensinya jika kita bandingkan dengan mesin pembangkit yang dihasilkan PLN di Alor karena kekuatannya mungkin tidak sampai 1 MW," tandasnya.

Mengenai potensi panas bumi di Korolou, Pulingmahi menjelaskan, lokasi itu tidak masuk hutan lindung atau konservasi. Survai pendahuluan menemukan mata air (sumber air) yang panas, air panas yang mengalir di sungai atau air belerang, dan tanah di sekitar lokasi tersebut juga dalam kondisi panas.

"Kondisi air dan tanah yang panas ini biasanya dimanfaatkan masyarakat setempat. Bila ke hutan untuk berburu binatang, biasanya masyarakat bawa ubi atau telur, gali tanah lalu masukkan ubi dan telur. Dalam waktu singkat ubi dan telur sudah masak dan masyarakat menjadikannya bekal untuk
berburu," tambahnya. Lokasi tersebut, kata dia,  ke depannya, jika pemerintah berencana melakukan survai lebih mendalam, maka akan diarahkan ke wilayah itu.

"Kita belum tahu potensi energinya sebab baru survai pendahuluan. Tapi yang jelas kandungan panas bumi ada,"  tandasnya sambil menambahkan lokasi ini dekat dengan Gunung Api Sirung. (oma)