Kamis, 24 Juni 2010

Abrasi Ancam Lohayong

Minggu, 13 Juni 2010 
 
LARANTUKA,Pos Kupang.Com---Bahaya abrasi (erosi oleh air laut) membuat warga Desa Lohayong, di Kecamatan Solor Timur minta pemerintah daerah setempat agar membangun bangunan pengaman pantai (talud).

"Kalau laut pasang air tidak sampai masuk ke  rumah warga, tapi air mencapai permukaan talud yang dibangun secara swadaya oleh warga. Namun saat musim barat dan gelombang tinggi, maka air laut masuk sampai ke belakang rumah warga," kata Mahmud, warga Lohayong kepada wartawan belum lama ini.

"Warga membangun talud secara swadaya. Tapi saat musim barat rusak diterjang gelombang tinggi. Cara kami membangun talud hanya dengan meninggikan fondasi rumah dengan menyusun batu di pinggir pantai," katanya. 

Mahmud mengatakan, masyarakat di Desa Lohayong, terutama yang tinggal di pesisir pantai, sangat membutuhkan talud untuk memberikan rasa aman bagi terjangan air laut dan bahaya abrasi. "Ada sekitar 100 keluarga yang tinggal di pesisir pantai yang butuhkan bangunan pengaman pantai sekitar 680 meter dari titik Dermaga Lohayong. Ini sangat penting," ujarnya.

Selain  talud, Mahmud mengaku warga juga membutuhkan  tambatan perahu. Pasalnya, Dermaga Lohayong tidak dilengkapi tempat tambatan perahu untuk berlindung dari terjangan ombak di musim barat.

Selama ini, kata Mahmud, para nelayan Lohayong menambatkan perahu  di Dermaga Menanga, yaitu di Ibu kota Kecamatan Solor Timur untuk berlindung dari terjangan ombak musim barat. Letak Dermaga Menanga sekitar 2 km dari Dermaga Lohayong. Lokasi Dermaga Menanga relatif lebih aman untuk perahu berlindung dari bahaya gelombang karena di lokasi itu terdapat sebuah teluk. 

Sekadar diketahui, di kawasan Desa Lohayong II  juga terdapat benteng peninggalan Portugis yang dibangun tahun 1566. Benteng ini menjadi benda cagar budaya bernilai sejarah sekaligus salah satu obyek wisata sejarah di Kabupaten Flores Timur.  Sayang, keberadaan benteng ini  terkesan tak terawat.  Letak Desa Lohayong II dari Kota Larantuka, Ibu kota Kabupaten Flotim sekitar 19,4 km, atau dengan perahu motor membutuhkan waktu sekitar 1 jam perjalanan.
(iva/aly)