Sabtu, 05 Juni 2010

51 Sekolah Negeri Nol Persen

Rabu, 28 Apr 2010
Timex-Lebih dari 154 ribu pelajar SMA dan MA yang tidak lulus ujian nasional (UN) tersebar di 6.062 lembaga sekolah. Termasuk sekolah negeri dan swasta. Diantara jumlah tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional (kemendiknas) mencatat 51 sekolah negeri yang seluruh siswanya terpaksa mengulang UN kembali.

Dari 51 sekolah negeri tersebut paling banyak siswa tersebar di wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara. Hanya Bengkulu dan Bali yang seluruh siswanya dinyatakan lulus 100 persen. Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M. Nuh mengakui adanya sekolah negeri yang seluruh siswanya mencapai nilai di bawah standar UN.

“Kan tidak apa-apa. Meski negeri yang tidak lulus, tetap harus mengulang. Tidak ada toleransi,” ujarnya. Dia meminta, untuk menjalankan system penilaian akhir belajar siswa, pihaknya tak ingin membedakan antara sekolah negeri atau swasta. “Meskipun sekolah swasta yang mendominasi ketidaklulusan itu,” paparnya. Nuh menyebut, ada 5.795 sekolah swasta yang siswanya tidak lulus. “Nanti akan kami teliti lebih lanjut tentang kebijakan intervensi. Jika sudah mengetahui sasaran sekolahnya,” ujar Nuh. Kata dia, justru dengan mengetahui sekolah tersebut kemendiknas mampu memetakan bentuk intervensi yang nanti akan direkomendasikan.


Nuh menjelaskan, siswa sekolah negeri yang paling banyak mengulang pada UN ulangan 10 hingga 14 Mei mendatang diantaranya dari SMAN 1 Atinggola. Sejumlah 181 siswa di sekolah yang terletak di Kabupaten Gorontalo Utara itu harus mengulang UN bulan depan. “Pihak sekolah harus segera mengambil langkah, memberikan bimbingan tambahan sebelum mereka mengikuti UN ulangan,” ujarnya.


Sementara itu, siswa di SMAN lain yang juga tak lulus seluruhnya terjadi pula pada SMAN 4 Sampit, SMAN 1 Muara Bengkal Sultra, SMAN 1 Wawoni Sultra, SMAN 1 NAngap Anda, SMAN 3 Kayoa Malut, dan SMA persiapan Anggi Palu Barat. “Banyak hal yang menyebabkan ketidaklulusan itu,” ungkap Nuh.


Mantan rector ITS Surabaya itu menjelaskan, tim dari kemendiknas akan melihat ke lapangan secara langsung. Meninjau ke sekolah-sekolah yang seluruh siswanya gagal dalam ujian. “Kita lihat dulu, apa karena fasilitas atau jumlah guru. Bisa jadi sekolah tersebut baru saja didirikan,” ujarnya.


Dia menambahkan, nantinya sekolah tersebut akan mendapat bantuan dari pemerintah. Bentuk bantuan tersebut, lanjut Nuh, disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.

Yang pasti, kata dia, Kemendiknas tidak akan menutup sekolah yang tak berhasil meluluskan seluruh siswanya dalam UN tahun ini.

Kata Nuh, dari pengalaman itu, justru akan memberikan regulasi baru bagi Kemendiknas. Salah satunya menyeleksi ketat lembaga pendidikan yang baru berdiri. “Yang sudah ada akan diperbaiki, yang akan mendirikan sekolah masih harus melewati seleksi dulu,” ujarnya. (nuq/fmc)