Senin, 24 Mei 2010

Wagub NTT Tinjau Longsor di Ikan Foti

Rabu, 20 Januari 2010
PK-Wagub mengatakan, jalur yang mengalami longsor tersebut tidak layak lagi dilalui kendaraan roda empat yang berbeban berat. Menurutnya, harus ada jalur alternatif yang lebih aman untuk dilalui, baik oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.

Sebagai jalan propinsi, kata wagub, jalan alternatif perlu segera dibangun untuk membuka isolasi fisik, sosial, dan ekonomi. Untuk mengatasi keadaan jalan tersebut, lanjut wagub, Pemerintah Propinsi NTT akan mendukung pembangunan jalur alternatif.

Saat meninjau longsoran, wagub didampingi Wakil Ketua DPRD NTT, Nelson Matara, Liebert Foenay, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Propinsi NTT, Ir. Djayadi, dan sejumlah pejabat dari Dinas PU Propinsi NTT dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU Propinsi NTT, Ir. Djayadi, mengatakan, kondisi jalan tersebut dalam keadaan darurat akibat hujan deras berhari-hari disertai angin kencang. Akibatnya ruas jalan ke wilayah pantai selatan Kabupaten Kupang mengalami rusak parah. Setiap kendaraan yang melalui jalan tersebut harus berhati-hati, terutama kendaraan roda empat.

Dia mengatakan, pihaknya akan membangun jalan alternatif agar transportasi dari Kupang ke Baun serta wilayah selatan Timor tetap berjalan normal. Pembangunan jalan alternatif, katanya, masuk dalam program tanggap darurat. Diharapkan, jalan alternatif bisa dikerjakan tahun ini.

"Kita akan mempelajari dulu situasinya, struktur tanahnya, kemudian membuat perencanaan sehingga apa yang dikerjakan tidak mubazir," katanya.

Wakil Ketua DPRD NTT, Drs. Liebert Foenay meminta dinas terkait agar segera menangani longsoran itu. Untuk mengantisipasi kejadian alam seperti ini, diperlukan pemetaan wilayah rawan bencana.

Wagub yang dihubungi usai meninjau lokasi menegaskan, dirinya telah memerintahkan Dinas PU untuk meneliti struktur tanah sehingga langkah perbaikan yang diambil tepat. Sementara masyarakat setempat perlu menanam lamtoro untuk mencegah longsoran itu. "Bukan terasering, tapi menanam lamtoro dalam bentuk penghijauan. Hanya hutan lamtoro yang bisa mencegah longsoran itu," kata wagub.

Thimotius Ismau dan Imanuel Ismau, warga Yut Baun yang ditemui di lokasi longsoran mengatakan, setiap tahun pada musim hujan lokasi itu selalu longsor. Untuk itu, mereka meminta pemerintah membangun jembatan dengan membela bukti itu lalu menyambungnya dengan jembatan baja. Hanya itu caranya untuk bisa mengatasi longsoran itu. Untuk jalan alternatif, kata kedua warga itu, sulit.

Terhadap saran warga, wagub menyetujui jika secara teknis mendukung. "Jika teknisnya mendukung, saya setuju. Sejauh untuk kepentingan masyarakat, kita dukung. Saat ini saya minta PU meneliti secara akurat, baru membuat perencanaan dan pelaksanaannya," kata wagub.

Wagub menawarkan opsi, angkutan estafet dari Baun ke Ikan Foti lalu sambung dari Ikan Foti ke Kupang. "Jika masyarakat tidak keberatan, kita siapkan saja angkutan estafet sambil ruas jalan itu dikerjakan secara total. Bagi saya yang penting roda perekonomian masyarakat tidak lumpuh," kata wagub. (aa/gem)