MAUMERE, Timex - RSU Maumere kembali merawat dua pasien gizi buruk, Yohanes Laka (1,2 tahun) dan Kanisius Seru (3 bulan). Keduanya selain mengalami gizi buruk juga radang paru-paru, anemia dan cerebral palsy (kaki tangan kaku). Kondisi keduanya mulai membaik setelah dirawat seminggu di ruang anak RSU Maumere.
Dokter spesialis anak RSU Maumere, Mario B Nara kepada wartawan, Rabu (3 September) di Maumere menjelaskan, pasien gizi buruk yang kondisinya lebih parah adalah Yohanes Laka.
Balita asal Desa Egon Gahar Kecamatan Doreng ini hanya memiliki berat badan lima kilogram. "Padahal, idealnya untuk anak usia satu tahun dua bulan berkisar dari 8-12 kilogram," kata Mario.
Kondisi Yohanes yang saat itu digendong ibunya, Magdalena memang cukup memprihatinkan. Ia terus menangis dan sesekali kejang. Menurut Magdalena, anaknya lahir dengan berat 3,2 kilogram. "Sampai umur lima bulan tumbuh normal.
Setelah itu mulai sakit-sakit sampai sekarang," kata ibu tiga anak ini. Ia juga mengaku memberikan air susu ibu (ASI) hingga saat ini. Namun, kurangnya makanan bergizi diduga kuat menjadi penyebab memburuknya kesehatan anak ketiganya ini.
Sementara itu, Kanisius yang baru berusia tiga bulan kondisinya agak baik. Berat badannya 2,7 kilogram atau minus 5 ons dari berat normal 3,2 kilogram. Menurut ibunya, berat badan anaknya mengalami penurunan setelah menderita sakit. Dokter Mario menjelaskan, Kanisius menderita penyakit bawaan sejak lahir yakni cerebral palsy (kaki tangan kejang). Selain itu ia juga menderita radang paru-paru.
Dokter Mario menjelaskan, jumlah pasien gizi buruk yang dirawat pihaknya mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka menyebutkan hingga bulan Maret lalu jumlah balita gizi buruk di Kabupaten Sikka sebanyak 426 orang. Sedangkan, jumlah bayi yang mengalami kekurangan gizi sebanyak 8.300 orang. (ito)
Dokter spesialis anak RSU Maumere, Mario B Nara kepada wartawan, Rabu (3 September) di Maumere menjelaskan, pasien gizi buruk yang kondisinya lebih parah adalah Yohanes Laka.
Balita asal Desa Egon Gahar Kecamatan Doreng ini hanya memiliki berat badan lima kilogram. "Padahal, idealnya untuk anak usia satu tahun dua bulan berkisar dari 8-12 kilogram," kata Mario.
Kondisi Yohanes yang saat itu digendong ibunya, Magdalena memang cukup memprihatinkan. Ia terus menangis dan sesekali kejang. Menurut Magdalena, anaknya lahir dengan berat 3,2 kilogram. "Sampai umur lima bulan tumbuh normal.
Setelah itu mulai sakit-sakit sampai sekarang," kata ibu tiga anak ini. Ia juga mengaku memberikan air susu ibu (ASI) hingga saat ini. Namun, kurangnya makanan bergizi diduga kuat menjadi penyebab memburuknya kesehatan anak ketiganya ini.
Sementara itu, Kanisius yang baru berusia tiga bulan kondisinya agak baik. Berat badannya 2,7 kilogram atau minus 5 ons dari berat normal 3,2 kilogram. Menurut ibunya, berat badan anaknya mengalami penurunan setelah menderita sakit. Dokter Mario menjelaskan, Kanisius menderita penyakit bawaan sejak lahir yakni cerebral palsy (kaki tangan kejang). Selain itu ia juga menderita radang paru-paru.
Dokter Mario menjelaskan, jumlah pasien gizi buruk yang dirawat pihaknya mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka menyebutkan hingga bulan Maret lalu jumlah balita gizi buruk di Kabupaten Sikka sebanyak 426 orang. Sedangkan, jumlah bayi yang mengalami kekurangan gizi sebanyak 8.300 orang. (ito)