KUPANG, Timex-Untuk menangani gizi buruk di NTT membutuhkan anggaran sebesar Rp 57 M. Dan untuk mencapai dana sebesar itu, butuh partisipasi dari pemerintah kabupaten/kota sdi NTT. Penegasan ini disampaikan Kepala Sub Dinas Bina PMK Dinas Kesehatan NTT dr Bobi Koamesah ketika ditemui koran ini di ruang kerjanya, Senin (2/9). Menurut dr Boby, dari jumlah balita sebanyak 521.407 orang, yang menderita gizi buruk tanpa kelainan klinis ada 12.673 orang, 90 balita Marasmus, 13 balita kwashiorkor, 2 balita Marasmus Kwashiorkor, dan 26 orang balita sudah meninggal dunia. Dari jumlah balita sebanyak 521.407 yang menderita gizi buruk sebanyak 12. 778 orang dan balita gizi kurang sebanyak 72.073 orang.
Untuk penanganan balita gizi buruk butuh waktu kurang lebih 90 hari (3 bulan), dan setiap hari untuk satu balita harus menyerap dana 15,000. Bila ada 12.778 orang balita harus dikalikan Rp 15.000 x 90 maka untuk penangangan balita gizi buruk menyerap dana kurang lebih Rp 32,5 M. Sedangkan untuk penganan balita kurang gizi butuh waktu kurang lebih 30 hari (1 bulan).
Bila balita kurang gizi di NTT sebanyak 72.073 maka untuk setiap balita dalam sehari harus menyerap dana 15.000 x 72.073 orang x 30 hari maka untuk balita kekurangan gizi menyerap dana kurang lebih Rp 24 M lebih. Sementara persediaan dana di NTT untuk penanganan gizi buruk hanya tersedia Rp 2 M, sisanya mengharapakan partisipasi dari masing-masing kabupaten/kota di NTT.
Bila jumlah penderita gizi di NTT dirincikan berdasarkan kabupaten/kota, untuk Kota Kupang dari 24.007 yang menderita gizi buruk dengan kelainan klinis 5 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 685 orang, gizi kurang 3.023 orang, meninggal 7 orang.
Kabupaten Kupang dari 42.721 orang balita, gizi buruk tanpa kelainan klinis tidak ada. Gizi buruk dengan kelainan klinis 2.192 orang, gizi kurang 5.339 orang, meninggal tidak ada. Kabupaten TTS dari 53.608 balita gizi buruk dengan kelainan klinis 2 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 1.466 orang, balita gizi kurang 14.039 meninggal 2 orang.
Kabupaten TTU dari 27.378 balita gizi buruk dengan kelainan klinis 17 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 7.267 balita meninggal belum ada. Kabupaten Belu dari 48.622 balita gizi buruk dengan kelainan klinis tidak ada, gizi buruk tanpa kelainan klinis 151 orang, gizi kurang 1.073 orang dan meninggal dunia tidak ada.
Kabupaten Alor dari 16.264 balita gizi buruk dengan kelainan klinis 7 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 432 orang dan gizi kurang 2.536 orang, meninggal tidak ada. Kabupaten Lembata dari 12.454 balita yang gizi buruk dengan kelainan klinis tidak ada, gizi buruk tanpa kelainan klinis 140 balita gizi kurang 2.075 orang, meninggal belum ada. Kabupaten Flotim dari 23.550 balita, gizi buruk dengan kelainan klinis 2 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 83 orang, gizi kurang 2.090 orang dan meninggal 1 orang.
Kabupaten Sikka dari 32.556 balita, gizi buruk dengan kelainan klinis tidak ada. Gizi buruk dengan kelainan klinis 407 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 407, gizi kurang 7.955 orang, meninggal tidak ada.
Kabupaten Ende dari 25.000 balita, yang gizi buruk dengan kelainan klinis tidak ada, gizi buruk dengan kelainan klinis 434 orang, kurang gizi 3.025 orang meninggal tidak ada. Kabupaten Ngada dari 15,319, gizi buruk dengan kelainan klinis 1 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 17 orang, kurang gizi 1.335 dan meninggal 2 orang.
Kabupaten Nagekeo dari 13.693 gizi buruk dengan kelainan klinis tidak ada, gizi buruk tanpa kelainan klnis 16 orang, kurang gizi 1.445 orang dan meninggal tidak ada. Kabupaten Manggarai dari 24.560 orang gizi buruk dengan kelainan klinis tidak ada, gizi buruk tanpa kelainan klinis 426 orang dan gizi kurang 5.082 orang meninggal tidak ada.
Kabupaten Maggarai Timur dari 30.270 gizi buruk dengan kelainan klinis 1 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 551 orang, gizi kurang 3.958 orang meninggal tidak ada. Kabupaten Manggarai Barat dari 33.497 balita yang gizi buruk dengan kelainan klinis 2 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 365 orang, gizi kurang 5.326 orang dan tak ada yang meninggal.
Kabupaten Sumba Barat dari 11.498, gizi buruk dengan kelainan klinis 7 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 745 orang, gizi buruk 1.296 orang meninggal tidak ada. Kabupaten Sumba Barat Daya dari 33.344 balita, gizi buruk dengan kelainan klinis 34 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 885 orang, gizi kurang 1.945 meninggal tidak ada.
Kabupaten Sumba Tengah dari 7.654 balita yang gizi buruk dengan kelainan klinis 8 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 272 dan gizi kurang 992 orang dan meninggal 9 orang. Kabupaten Sumba Timur dari 23.352 gizi buruk dengan kelainan klinis 4 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 46 orang gizi kurang 5.32 orang dan meninggal dunia tidak ada.
Kabupaten Rote Ndao dari 13.050 orang gizi buruk dengan kelainan klinis 15 orang, gizi buruk tanpa kelainan 207 orang, gizi kurang 1.211 orang dan meninggal 4 orang. Sehingga jumlah balita gizi buruk dengan kelainan klinis 105 orang, balita gizi buruk tanpa kelainan klinis 12.673 orang, balita kurang gizi 72.073 orang dan meninggal 26 orang. (teo)
Untuk penanganan balita gizi buruk butuh waktu kurang lebih 90 hari (3 bulan), dan setiap hari untuk satu balita harus menyerap dana 15,000. Bila ada 12.778 orang balita harus dikalikan Rp 15.000 x 90 maka untuk penangangan balita gizi buruk menyerap dana kurang lebih Rp 32,5 M. Sedangkan untuk penganan balita kurang gizi butuh waktu kurang lebih 30 hari (1 bulan).
Bila balita kurang gizi di NTT sebanyak 72.073 maka untuk setiap balita dalam sehari harus menyerap dana 15.000 x 72.073 orang x 30 hari maka untuk balita kekurangan gizi menyerap dana kurang lebih Rp 24 M lebih. Sementara persediaan dana di NTT untuk penanganan gizi buruk hanya tersedia Rp 2 M, sisanya mengharapakan partisipasi dari masing-masing kabupaten/kota di NTT.
Bila jumlah penderita gizi di NTT dirincikan berdasarkan kabupaten/kota, untuk Kota Kupang dari 24.007 yang menderita gizi buruk dengan kelainan klinis 5 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 685 orang, gizi kurang 3.023 orang, meninggal 7 orang.
Kabupaten Kupang dari 42.721 orang balita, gizi buruk tanpa kelainan klinis tidak ada. Gizi buruk dengan kelainan klinis 2.192 orang, gizi kurang 5.339 orang, meninggal tidak ada. Kabupaten TTS dari 53.608 balita gizi buruk dengan kelainan klinis 2 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 1.466 orang, balita gizi kurang 14.039 meninggal 2 orang.
Kabupaten TTU dari 27.378 balita gizi buruk dengan kelainan klinis 17 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 7.267 balita meninggal belum ada. Kabupaten Belu dari 48.622 balita gizi buruk dengan kelainan klinis tidak ada, gizi buruk tanpa kelainan klinis 151 orang, gizi kurang 1.073 orang dan meninggal dunia tidak ada.
Kabupaten Alor dari 16.264 balita gizi buruk dengan kelainan klinis 7 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 432 orang dan gizi kurang 2.536 orang, meninggal tidak ada. Kabupaten Lembata dari 12.454 balita yang gizi buruk dengan kelainan klinis tidak ada, gizi buruk tanpa kelainan klinis 140 balita gizi kurang 2.075 orang, meninggal belum ada. Kabupaten Flotim dari 23.550 balita, gizi buruk dengan kelainan klinis 2 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 83 orang, gizi kurang 2.090 orang dan meninggal 1 orang.
Kabupaten Sikka dari 32.556 balita, gizi buruk dengan kelainan klinis tidak ada. Gizi buruk dengan kelainan klinis 407 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 407, gizi kurang 7.955 orang, meninggal tidak ada.
Kabupaten Ende dari 25.000 balita, yang gizi buruk dengan kelainan klinis tidak ada, gizi buruk dengan kelainan klinis 434 orang, kurang gizi 3.025 orang meninggal tidak ada. Kabupaten Ngada dari 15,319, gizi buruk dengan kelainan klinis 1 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 17 orang, kurang gizi 1.335 dan meninggal 2 orang.
Kabupaten Nagekeo dari 13.693 gizi buruk dengan kelainan klinis tidak ada, gizi buruk tanpa kelainan klnis 16 orang, kurang gizi 1.445 orang dan meninggal tidak ada. Kabupaten Manggarai dari 24.560 orang gizi buruk dengan kelainan klinis tidak ada, gizi buruk tanpa kelainan klinis 426 orang dan gizi kurang 5.082 orang meninggal tidak ada.
Kabupaten Maggarai Timur dari 30.270 gizi buruk dengan kelainan klinis 1 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 551 orang, gizi kurang 3.958 orang meninggal tidak ada. Kabupaten Manggarai Barat dari 33.497 balita yang gizi buruk dengan kelainan klinis 2 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 365 orang, gizi kurang 5.326 orang dan tak ada yang meninggal.
Kabupaten Sumba Barat dari 11.498, gizi buruk dengan kelainan klinis 7 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 745 orang, gizi buruk 1.296 orang meninggal tidak ada. Kabupaten Sumba Barat Daya dari 33.344 balita, gizi buruk dengan kelainan klinis 34 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 885 orang, gizi kurang 1.945 meninggal tidak ada.
Kabupaten Sumba Tengah dari 7.654 balita yang gizi buruk dengan kelainan klinis 8 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 272 dan gizi kurang 992 orang dan meninggal 9 orang. Kabupaten Sumba Timur dari 23.352 gizi buruk dengan kelainan klinis 4 orang, gizi buruk tanpa kelainan klinis 46 orang gizi kurang 5.32 orang dan meninggal dunia tidak ada.
Kabupaten Rote Ndao dari 13.050 orang gizi buruk dengan kelainan klinis 15 orang, gizi buruk tanpa kelainan 207 orang, gizi kurang 1.211 orang dan meninggal 4 orang. Sehingga jumlah balita gizi buruk dengan kelainan klinis 105 orang, balita gizi buruk tanpa kelainan klinis 12.673 orang, balita kurang gizi 72.073 orang dan meninggal 26 orang. (teo)