Senin, 24 Mei 2010

Bupati Kupang Hentikan Penambangan Mangan

Spirit NTT Nomor 180 Tahun IV, Edisi 12-18 Oktober 200

KUPANG, SPIRIT--Bupati Kupang, Ayub Titu Eki, memutuskan untuk menghentikan penambangan batu mangan di wilayah itu, setelah empat penambang tewas tertimbun tanah longsor di Desa Oebola, Kecamatan Fatuleu, karena para penambang mengabaikan keamanan dan keselamatan kerja.

"Bupati sudah perintahkan seluruh camat untuk menghentikan sementara penambangan mangan di seluruh wilayah Kabupaten Kupang," kata Juru Bicara Pemerintaah Daerah (Pemda) Kabupaten Kupang, Stefanus Baha, di Kupang, Kamis (8/10/2009).

Keputusan ini diambil Bupati setelah empat penambangan mangan tradisional di Nyuskole, Desa Oebola Dalam, Kecamatan Fatuleu, tewas tertimbun longsor pada Rabu (7/10) ketika sedang melakukan penambangan.

Empat warga yang tewas tersebut, yakni Petrus Sabloit (30), Melianus Sabriut (39), Ignatius Seran (15), ketiga warga tersebut berasal dari Desa Oebola Dalam. Satu warga lainnya, yakni Marince Ton (38) berasal dari Desa Sanraen Kecamatan Amarasi Selatan. Satu korban lagi, yakni Nikolaus Sabloit mengalami luka yang berat. "Menurut rencana hari ini keempat warga tersebut dikuburkan di desa mereka masing-masing," katanya.

Dia mengatakan, penambangan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut dilakukan secara ilegal, karena sampai saat ini belum ada satu perusahaan pun yang menyatakan siap bertanggungjawab atas meninggalnya empat warga tersebut. "Penambangan tersebut dilakukan secara liar oleh masyarakat atas inisiatif sendiri, karena tidak ada kesepakatan kerja sama dengan perusahaan mana pun," katanya.
Larangan penambangan mangan oleh Bupati Kupang, lanjut Baha, sudah dilakukan sejak Mei lalu, namun sebagian masyarakat secara diam-diam melakukan penambangan untuk dijual ke pengusaha lokal.

Keempat korban meninggal tersebut, kata Baha, melakukan penggalian mangan di kedalaman 10 meter dengan panjang 12 meter dengan lebar satu meter. Mereka tertimbun, karena terjadi longsor.

Para korban baru dapat dievakuasi dari lokasi longsor selama delapan jam, yakni sejak pukul 14.00-22.00 Wita. "Para penambang bekerja dalam kelompok, di mana setiap kelompok sebanyak sembilan orang," katanya.

Saat ini, tambah Baha, pemerintah telah mengutus tim yang terdiri atas petugas Dinas Sosial dan Pertambangan untuk mengunjungi lokasi penambangan dan memberikan bantuan bagi para korban longsor tersebut. (ant)