Senin, 24 Mei 2010

Balita Gizi Buruk di RSUD Ruteng

Senin, 01 Dec 2008
RUTENG, Timex-Seorang balita laki-laki penderita gizi buruk, Eritus Mami,3, asal kampung Purang Mese, Desa Nanga Labang, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai sejak 21 November lalu hingga kini masih tekapar di ruangan anak RSUD Ruteng. Eritus Mami bahakn tak bisa menelan makanan karena pada bagian mulut terdapat sejumlah luka-luka yang mengeluarkan nanah. Sesekali memanggil ibunya dengan suara yang berat. Kini dia hanya bisa minum baik itu susu maupun air putih.

Kondisnya sangat memprihatinkan, kurus dan tampak sekali dari raut wajahnya jika Eritus kekurangan gizi atau gisi buruk. Berat badannya hanya 8 Kg. Ibu Yustina, ibunda Eritus yang setia mendampingi anaknya kepada Timor Express, Minggu (30/11) di RSUD Ruteng mengatakan, anaknya menderita sakit sejak 3 minggu yang lalu, waktu itu seluruh tubunhya tiba-tiba membengkak, lalu kelurga berinisiatif membawa ke Puskesmas Borong
untuk mendapat perawatan.


Pada kesempatan itu, pihak medis memberikan sejumlah obat sehingga kondisi tubuhnya bisa normal, namun rupanya tidak sampai disitu saja, selang seminggu kemudian pada bagian pinggul kanan timbul benjolan besar dan menggeluarkan nanah yang sangat banyak.

Tidak hanya itu saja, lanjut Yustina, selain benjol di bagian pinggul, anak kelima dari buah kasih bersama Endi Mami itu juga menderita luka-luka pada bagian mulut dan mengeluarkan nana sehingga sangat sulit untuk menelan makanan.

Dia hanya bisa meneguk minuman, itupun juga sangat susah. "Dari pinggulnya yang benjol dan mulut keluar nanah, sehingga tidak bisa makan," katanya. Dikatakan, setelah sering mengeluarkan nanah, keluarga lalu mencoba untuk mengantarkan lagi ke Puskesmas Borong, Matim dan sempat diopname lalu pihak medis merujuk ke RSUD Ruteng untuk penanganan lebih lanjut.

Dia juga mengatakan, selama ini sudah mendapatkan perawatan dari medis sehingga kondisi agak lebih baik, dan berdasarkan keterangan pihak
medis bahwa Eritus menderita gizi buruk. "Kami baru tahu kalau anak kami menderita gizi buruk," jelasnya.

Sementara, Direktur RSUD Ruteng melalui dr. Dayu yang menangani poli anak mengatakan, selama sepekan sejak pasien balita itu masuk di RSUD Ruteng, pihaknya sudah menangani melalui tahap-tahap dalam menangani pasien gizi buruk.

Namun sebelum itu, medis melakukan deteksi awal untuk mengetahui penyakit yang diderita seperti pola makan, penyakit penyerta, dan penyerapan. "Setelah kami deteksi tiga unsur itu, ternyata balita itu menderita gizi buruk,"tegasnya.

"Apalagi berat badannya hanya 8 kg, padahal usianya anak sudah 3 tahun, sementara penyakit penyerta yang dialami adalah TBC kulit sehingga penanganan awal adalah menyelesaikan dulu penyakit penyerta setelah itu baru masuk tahap penyebuhan gizi buruk," tambah dr. Dayu Diakuinya, beberapa langkah yang dilakukan medis dalam menangani pasien gizi buruk adalah pengaturan suhu tubuh, glukosa darah, cairan tubuh dinormalkan, penanganan infeksi TBC kulit, antibiotik, perbaiki nutrisi, rehabilitasi, suplay vitamin seperti vitamin A, multi vitamin, stimulasi,dan tindaklanjut.

"Saat ini, sudah masuk pada tahap stabilisasi dengan pemberian susu formula. Dan kondisinya lebih baik saat ini," katanya. "Kami masih terus menangani tentunya sesuai dengan langkah-langkah dalam penanganan pasien gizi buruk," pungkas dr. Dayu. (kr-2)