Senin, 24 Mei 2010

Asupan Gizi Sangat Rendah

Kamis, 08 Jan 2009
Dua Penderita Gizi Buruk Tewas

WAINGAPU, Timex- Nyawa Yayan (1,5) bayi asal Anakalangu Kecamatan Katiku Tana Kabupaten Sumba Tengah tak bisa diselamatkan tim medis RSU Imanuel Sumba-Waingapu. Yayan menghembuskan napasnya terakhir Rabu (7/1) pagi kemarin.

Pekan lalu, nasib yang sama juga dialami Yustina Tamu Ina (1,7) bayi asal Kelurahan Matawai Kecamatan Kota Waingapu-Sumba Timur. Dua bayi itu adalah penderita gizi buruk.
Menurut ibu korban kepada wartawan di RSU Imanuel ketika hendak berangkat membawa mayat bayi Yayan ke Anakalangu Rabu kemarin, putrinya tersebut dilarikan ke rumah sakit karena sudah dalam kondisi lemas.

Yayan kehilangan nafsu makan. Sebelum dirawat di RSU Imanuel jelasnya, bayinya itu sempat menjalani perawatan di Puskesmas Sumba Tengah. Tapi karena tidak menunjukkan perubahan berarti, dia memutuskan melarikan bayinya ke Waingapu di RSU Imanuel.

Direktur RSU Imanuel, dr Danny Ch mengatakan, ketika dilarikan ke rumah sakit tersebut kondisi korban sudah kritis karena dehidrasi berat. Bahkan, berat tubuh korban, hanya 3 kilo gram. Pihaknya kata dia, sudah berusaha menolong korban tapi kondisinya sudah sangat kritis. Bahkan, korban sampai mengeluarkan feses (kotoran) melalui saluran pencernaan atas (refluks).

Danny mengungkapkan, sekitar 80 persen dari anak-anak dan balita yang dirawat di rumah sakit tersebut merupakan penderita gizi kurang sebagai akibat asupan gizi yang sangat rendah berimbas pada daya tahan tubuh yang melemah dan mudah terjangkit berbagai penyakit. Hal senada diungkapkan Kepala Bangsal Anak RSU Imanuel, Albina Ngindang.

Menurut Albina, dalam sepekan terakhir ini, pihaknya menerima dan merawat sedikitnya enam penderita gizi buruk dengan berbagai penyakit ikutannya. "Dari enam pasien itu, empat anak berhasil kita selamatkan. Selama satu bulan terakhir ini, sudah sepuluh orang pasien gizi buruk yang dirawat di rumah sakit ini," tegasnya.

Dikatakan, pasien gizi buruk yang saat ini masih bertahan di RSU Imanuel yakni Arga Setiawan, balita berusia 9 bulan asal Kelurahan Kambaniru Kecamatan Kambera.
Anak ke-6 pasangan Marta Wolo dan Ruben Rohi ini, hanya seberat 4 kg. Marta, ibu korban mengungkapkan, di bulan sebelumnya, berat Arga sempat mengalami keniakan sebanyak 0,4 ons tapi kembali mengalami penurunan sebulan terakhir ini.

"Arga lahir atas bantuan dukun kampung. Tapi setelah lahir, saya rajin ke Posyandu. Di Posyandu beberapa waktu lalu saya pernah dapat bubur kacang hijau. Tapi setelah Arga lahir, saya tidak pernah lagi mendapat makanan tambahan itu. Ke Posyandu kita hanya melakukan penimbangan berat badan anak saja dan setelah itu kita pulang ke rumah," tandasnya.
Di RS Kristen Lindimara sebulan terakhir ini juga dirawat tiga pasien gizi buruk.(jun)