Senin, 24 Mei 2010

14 Anak Gizi Buruk Dirawat di RSIA SoE

Kamis, 26 Feb 2009
SOE, Timex – Sebanyak 14 anak gizi buruk di Kabupaten TTS mendapat perawatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) SoE. Adapun 14 orang anak masing-masing, ...Andi Talan (1,7 bulan) warga Benlutu Kecamatan Batu Putih, Rudi Oematan (1 bulan) warga Benlutu Kecamatan Batu Putih, Marlindi Tefa (21 bulan) warga Kelurahan Nunumeu Kecamatan Kota SoE, Nofran Liu (15 bulan) Desa Pisan Kecamatan Amanuban Timur, Meti Sakan (23 bulan) Desa Pisan Kecamatan Amanuban Timur. Bertus Sesfao (1tahun 3 bulan) Desa Mnela’anen Kecamatan Amanuban Timur.

Erfin Liunesi (1 tahun) Desa Fatu’ulan Kecamatan Kie, Femi Nenosae (15 bulan) Desa Oelet Kecamatan Amanuban Timur. Ance Sesfao (4 tahun) Desa Maulin Kecamatan Amanuban Timur, Nelson Selan (19 bulan) Desa Pisan Kecamatan Amanuban Timur, Sefriana Tenis (1 tahun) Desa Mauleum Kecamatan Amanuban Timur, Sovia Tenis (3 tahun) Desa Mauleum Kecamatan Amanuban Timur. Rudi Alik (21 bulan) Desa Biloto Kecamatan Mollo Selatan dan Rohan Gam (29 bulan) Kelurahan Nonohonis Kecamatan Kota SoE.

Hal ini dikemukakan koordinator perawat CWS, Jermias Leuhoe yang ditemui wartawan, Rabu (25/2) di RSIA SoE. Menurut Jermias, dari 14 anak pasien gizi buruk, lima orang diantaranya menderita gizi buruk kategori marasmus yakni Rogan Gam, Rudi Alik, Femi Nenosae, Andy Talan dan Marlindi Tefa. Satu orang lagi dikategorikan kwasikor yakni, Bertus Sesfao.

Jermis mengatakan, untuk mengetahui adanya penderita gizi buruk, CWS bekerjasama dengan pusksmas-puskesmas dan Rumah Sakit Umum (RSUD) SoE serta Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) SoE. “Biasanya pasien yang menderita gizi buruk diikuti dengan penyakit ikutan lainnya. Ketika pasien tersebut berobat ke puskesmas atau RSUD dan penyakit ikutannya sembuh, maka RSUD atau puskesmas yang menangani pasien itu akan mengirim ke RSIA untuk penanganan gizi buruk oleh CWS,” jelas Jermis.

Dikatakan, di RSIA sudah ada dokter dan perawat CWS untuk menangani perawatan gizi buruk pasien. Untuk pasien gizi buruk yang ditangani sekarang sebanyak 14 orang. Penanganan terhadap 14 anak tersebut sejak hari pertama sampai hari ketiga masuk, petugas memberikan susu dicampur gula dan minyak setiap hari. Selama tiga hari diberikan campuran susu, gula dan minyak sebanyak 12 kali berselang dua jam.

Dijelaskan, hari keempat hingga ketujuh pemberian susu, gula dan minyak dikurangi menjadi delapan kali dengan pemberian makan tiga kali sehari. Hari kedelapan sampai 14 pemberian susu, gula dan minyak dikurangi menjadi enam kali dengan pemberian makanan padat diselingi dengan bubur kacang hijau dan biskuit bergizi. Pasien gizi buruk boleh dipulangkan jika hasil analisa standar devisi (kondisi berat badannya) mencapai minus 1,5.

Bertus Nenosae, ayah dari Femi Nenosae kepada wartawan ketika ditanya anaknya diberi makan apa setiap hari menjelaskan, anaknya Femi setip hari diberi makan bubur saja. Sesekali bubur dicampur sayur begitu juga dengan daging, tapi itu tidak kontinue. (r5)