Sabtu, 05 Juni 2010

Warga dan DPR Protes Rencana Pemkab

Sabtu, 05 Jun 2010
Lapangan Umum Jadi Taman Kota
ATAMBUA, Timex - Niat pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belu untuk menjadikan lapangan umum sebagai taman kota Atambua mulai menuai protes dari berbagai kalangan di Atambua baik itu DPRD Belu maupun masyarakat kota Atambua.
Padahal, seperti diberitakan sebelumnya, saat ini Pamkab Belu lagi gencar melakukan sosialiasasi. Vinsensius Apaula Kehi Lau, anggota DPRD Kabupaten Belu kepada Timor Express, Selasa (1/6) lalu dengan tegas menolak rencana dan langkah Pemkab Belu.

Sekretaris Komisi C DPRD Belu ini menilai, kebijakan tersebut sangat tidak progresif dan menunjukan ketidakberdayaan Pemkab untuk melakukan terobosan pembangunan.


"Rencana itu bukan terobosan, tapi kecerobohan pemerintah Kabupaten Belu. Rencana itu untuk kepentingan siapa dan keinginan siapa? Jangan jual mimpi di siang bolong. Masyarakat Belu belum butuhkan itu. Yang dibutuhkan sekarang adalah infrastruktur seperti jalan sampai ke desa-desa. Mau percantik apa di Atambua? Jalan di dalam kota saja masih amburadul," jelas Vinsensius.


Terang Kehi Lau, saat ini yang dibutuhkan masyarakat adalah infrastruktur jalan untuk arus serta mobilisasi di bidang ekonomi. "Tata kota di Atambua ini saja amburadul. Apalagi jalan di kampung-kampung. Lalu tiba-tiba saja ada rencana untuk rubah lapangan umum jadi taman kota," tambahnya.


Vinsensius sempat membeberkan kalau rencana Pemkab tidak sesuai dengan Perda Nomor 15 Tahun 2009 yang memuat tentang RPMJD Kabupaten Belu yang menitikberatkan pembangunan lima sektor. "Program dan rencana tersebut tidak ada dalam RPJMD, lalu rujukan mana yang dipakai Pemkab Belu," tanya Vinsensius.


Nada protes juga sempat diungkapkan beberapa warga di bilangan simpang lima kota Atambua. Martinus Mau bernada pesimis mengenai upaya Pemkab mengganti lapangan umum menjadi taman kota. "Rencana itu sama dengan mau pindahkan ‘hutan jati Sesekoe' (tempat prostitusi illegal, red) ke lapangan umum yang berhadapan langsung dengan Mako Brimob, Mapolres, Makodim dan kantor DPRD Belu. Jangan sampai sa.. AIDS akan merambah dan menembus sampai markas-markas aparatur negara," kata Marthinus dengan logat Atambua-nya sambil tersenyum.


Marthinus si tukang ojek ini bahkan sempat memberikan penilaian, kalau rencana Pemkab Belu tersebut hanya upaya menghambur-hamburkan uang negara. "Masyarakat di Belu khususnya kota Atambua siapa yang butuh itu taman kota untuk saat ini. Jalan dalam kota masih rusak banyak sa.. Lebih baik perbaiki jalan supaya kami ojek bisa dapat uang kasih sekolah anak dan bayar pajak motor untuk pemerintah," pungkasnya. (onq)