Senin, 28 Juni 2010

Puting Belung Makan Korban

JUMAT, 15 JANUARI 2010
POS KUPANG/THOMAS DURAN
Hujan disertai anging puting beliung, Rabu (13/1/2010) malam, menerbangkan atap rumah milik warga Kelurahan Solor, Yance F Tanone. Gambar diambil, Kamis (14/1/2010). Dalam gambar, rumah Tanone tanpa atap.
Saat kejadian, Umi Kalsum dan Lia sementara berada di pusat jajan malam di Kampung Solor. Tiba-tiba hujan deras disertai angin menerbangkan atap rumah milik Rosdiati Ama Radja dan jatuh persis di antara kedua korban.


Burhan Abdulah, saksi mata yang juga sebagai satpam yang bertugas di pasar malam, kepada Pos Kupang, di ruang kerja Lurah Kampung Solor, Mulyadi Gunawan, Kamis (14/1/2010), menjelaskan, hujan disertai angin puting beliung itu terjadi sekitar pukul 19.30 Wita. Angin kencang itu menerbangkan atap rumah milik Yance F Tanone, Rosdiati Ama Radja, Lambertus Mone serta Ama Tuto Wahid di RT 14 dan 15/RW 5. 

"Saat itu terjadi hujan dan angin kencang sehingga sebagian pengunjung dan penjual pada pasar malam lari berteduh di pinggiran toko. Tiba-tiba angin yang bertiup kencang dari bagian timur langsung mengangkat atap rumah milik Rosdiati Ama Radja dan melayang-layang di udara hingga jatuh di pasar malam. Saat atap itu jatuh, Lia dan Umi Kalsum masih berada di pasar tersebut, sehingga terjadi benturan. Keduanya mengalami luka robek pada kepala dan bagian punggung," tutur Abdullah.

Menurut Abdullah, selain rumah milik Rosdiati Ama Radja, puting beliung juga mengangkat dan menerbangkan atap rumah milik Yance Taneno, Lambert Mone dan Ama Tuto Wahid. 

Lurah Kampung Solor, Mulyadi Gunawan, mengatakan, setelah kejadian, dirinya langsung berkoordinasi dengan Camat Kelapa Lima, David Johannes, Dinas Sosial dan Bagian Sosial serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang.

"Tadi pagi camat langsung turun ke lapangan, dan Dinas Sosial sudah siap memberikan bantuan tanggap darurat bagi korban," katanya. Menurutnya, untuk sementara keempat rumah korban puting beliung tersebut langsung diperbaiki oleh masing-masing pemilik dan hingga saat ini taksasi kerugian tidak diberikan oleh korban.

Kerusakan rumah juga terjadi di Kelurahan Oetete dan Tode Kisar. Pantauan Pos Kupang, Rabu (13/1/2010) malam, angin kencang itu menerbangkan atap rumah milik Lulu Lay Lado dan Ronny Dju di Oetete. Di Tode Kisar, atap rumah Mikael Wilahere dan atap Bank Danamon juga terbongkar dan diterbangkan angin.

Rumah Ronny Dju paling parah. Seluruh atap rumahnya diterbangkan puting beliung sejauh 10 meter lebih. Sedangkan salah satu atap bangunan Bank Danamon diangkat dan diterbangkan angin sejauh 200 meter. Potongan atap ini terbang melewati beberapa rumah di belakang Bank Danamon dan jatuh persis di halaman depan rumah salah satu warga. "Saat atap itu jatuh, terdengar bunyi yang cukup keras. Kami pikir ada gempa bumi. Beruntung atap itu jatuh tidak menimpa warga," kata salah satu warga Tode Kiser, yang tidak bersedia menyebut namanya.

Edi Papa, warga RT 23/RW7, Kelurahan Oeteta, ditemui di sekitar rumah Lulu Lay Lado, Rabu malam sekitar pukul 22.30 Wita menjelaskan, sebelum terjadi hujan lebat disertai angin puting beliung, dirinya bersama beberapa orang teman, sedang bermain biliard di samping rumah Lulu Lay Lado. "Tiba-tiba hujan lebat disertai angin kencang. Kami semua terkejut ketika mendengar bunyi atap teras rumah terangkat. Atap teras rumah itu terbagi dua bagian, satu bagiannya jatuh di belakang rumah, satu bagian lainnya diterbangkan puting beliung ke lantai dua rumah di samping rumah Lulu Lado," katanya.

Papa menambahkan, sesaat setelah atap teras rumah diterbangkan angin, Lulu Lay Lado keluar dari rumah dalam keadaan berdarah. Di bagian kepala dan pelipis kanan wajah Lado terkena lembaran seng. Lado saat itu langsung dilarikan ke RS Bhayangkara dan mendapat 16 jahitan.

Sementara Ronny Dju, warga RT 24 RW 7, Kelurahan Oetete, mengatakan, sebelum terjadi hujan lebat disertai angin puting beliung, dirinya berada di depan rumah sambil mencuci pakaian. "Saat itu juga saya bermaksud menutup pintu depan rumah. Sekitar satu menit berada dalam rumah, atap rumah seluruhnya langsung diangkat puting beliung. Dalam keadaan hujan lebat, saya langsung berlari ke kamar membangunkan istri dan menggendong anak keluar rumah," katanya. 

Kadis Sosial Kota Kupang, Enos Ndaparoka, SH, mengatakan, pihaknya sudah mendapat laporan secara lisan dari Kelurahan Solor, Oebobo, Tode Kiser dan Oetete, bahwa ada bencana puting beliung. Setelah mendapat laporan itu, kata Ndaparoka, stafnya langsung turun ke lapangan dengan membawa bantuan berupa terpal dan beras untuk diserahkan kepada korban yang layak mendapatkannya. "Kita selalu siap dengan bantuan tanggap darurat. Jika bencana besar, maka akan kita bangun tenda permanen dan dapur umum," katanya.(mas/den)