Senin, 8 Maret 2010
Adrianus Ongko (kanan) dikawal polisi di dermaga pelabuhan feri Bolok-Kupang untuk mengecek pelaku lainnya yang hendak melarikan diri menggunakan kapal feri, Sabtu (6/3/2010).
Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Kupang, AKBP Heri Sulistianto, kepada wartawan di Markas Polresta Kupang, Sabtu (6/3/2010), menjelaskan, aparat kepolisian menangkap Adrianus Ongko di Oesapa. Selain menangkap Adrianus Ongko, lanjut Heri, polisi juga telah mengamankan 13 orang pemuda. "Sudah belasan orang kita aman untuk dimintai keterangan. Belum ada tersangka," tambahnya.
Heri mengatakan, pihak kepolisian belum mengetahui pasti motif bentrokan yang menewaskan Fredrikus LS Nenon Nahak (23), mahasiswa asal Kabupaten Belu. "Kita masih mendalami proses penyidikan kasus itu," ujarnya.
Heri menjelaskan, polisi mendapat informasi dari Adrianus Ongko, bahwa pelaku lainnya akan melarikan diri ke Alor menggunakan kapal feri. Menyikapi informasi dari Adrianus Ongko, demikian Heri, aparat kepolisian melakukan sweeping di Kapal Motor Penyeberangan (KMP)/Kapal Feri Cucut yang hendak berangkat menuju Kalabahi, Alor, Sabtu (7/3/2010).
Setelah 45 menit pemeriksaan di kapal feri, kata Heri, tidak ditemukan satu orang pun pelaku bentrokan. "Tadi (Sabtu kemarin) dia mengaku kepada kita bahwa ada pelaku di atas kapal feri yang hendak ke Alor, sehingga kita kejar ke Bolok," kata beberapa anggota Polresta Kupang kepada Pos Kupang di Bolok.
Informasi yang diperoleh Pos Kupang menyebutkan, bentrokan di Oesapa pada Sabtu dinihar merupakan buntut dari peristiwa perkelahian antar-mahasiswa dalam suatu acara pesta wisuda di salah satu rumah warga di Oesapa, Sabtu (6/3/2010). Dalam kejadian itu salah seorang mahasiswa menderita luka akibat tikaman senjata tajam yang dilakukan sesama mahasiswa.
Diberitakan (Pos Kupang, 7/3/2010), satu orang tewas dan dua orang lainnya sekarat dalam bentrokan dua kelompok warga di Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Sabtu (6/3/2010) pukul 03.30 Wita hingga pukul 05.30 Wita.
Warga yang meninggal dunia bernama Fredrikus LS Neno Nahak (23), asal Kabupaten Belu. Fredrikus meninggal dunia terkena anak panah dalam bentrokan tersebut. Ia tinggal di Kos Bogenvile di Jalan Suratin, Oesapa. Dua korban yang sekarat, yakni Yohannis Bira, dan Kristian Umbu Ledo. Hingga pukul 12.00 Wita Sabtu kemarin, pada pinggang kiri Yohannis masih tertancap anak panah. Sedangkan Umbu Ledo terkena panah pada betis kiri. Bentrokan itu juga menyebabkan tiga rumah semi permanen ludes dibakar. Selain itu, lima unit sepeda motor milik mahasiswa yang menempati kamar kos di Kos Bogenvil juga ludes dibakar.
Dalam bentrokan itu puluhan orang yang datang memakai cadar di bagian wajah. Mereka membawa senjata tajam seperti parang, anak panah dan kelewang langsung mengobrak-abrik 19 kamar kos yang ditempati mahasiswa. Para pelaku juga membakar lima unit sepeda motor milik mahasiswa setempat. Ketua Asrama Bogenvile, Yos Malo (29), mengatakan, para pelaku melempar dan merusak kaca-kaca jendela menggunakan parang dan batu sehingga susana sangat mencekam. (ben)