KUPANG, POS KUPANG.Com -- Provinsi Nusa Tenggara Timur memerlukan sedikitnya 4.000 waduk untuk mengatasi kesulitan air guna keperluan air bersih pertanian, peternakan dan berbagai kebutuhan lain.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Nusa Tenggara Timur (NTT) Andre Koreh di Kupang, Rabu (23/6/2010), mengatakan, setiap tahun NTT mengalami krisis air karena curah hujan rendah yang berlangsung pada Desember hingga Februari.
Salah satu kesulitan yang dihadapi masyarakat berkaitan dengan krisis air akibat curah hujan rendah pada tahun ini adalah gagal tanam dan gagal panen. Hal ini mengakibatkan 1,6 juta penduduk terancam rawan pangan di sejumlah kabupaten.
Pembangunan waduk, kata dia, diperlukan untuk menampung air pada musim hujan dan bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan selama sembilan bulan sejak Maret sampai November.
Dia mengatakan, sejauh ini pemerintah baru mampu membangun 445 waduk dan dari jumlah itu, sebanyak 245 waduk dalam kondisi rusak, sehingga tidak maksimal menampung air pada musim hujan. Karena itu, pihaknya memfokuskan perhatian pada perbaikan waduk-waduk yang rusak tersebut, sebelum musim hujan berikut tiba, dengan menggunakan dana APBD dan APBN.
Pemerintah, kata dia, tengah mengupayakan pembangunan waduk di 20 kabupaten dan satu kota, agar jika terjadi kekeringan panjang.
Pekan lalu, Ketua DPRD Propinsi NTT, Ibrahim Agustinus Medah mengomentari gagal panen dengan mengatakan, pemerintah provinsi mencetuskan empat program prioritas yakni pengembangan jagung, ternak, cendana dan koperasi, tanpa ada yang memikirkan
Menurut dia, apa pun program yang dicanangkan di NTT, persoalan utama daerah adalah kesulitan air, karena itu harus ada program pembangunan waduk baik kapasitas kecil maupun besar. Dengan adanya waduk, sumber air hujan bisa ditampung untuk dimanfaatkan pada musim kemarau untuk berbagai keperluan. Medah mengingatkan pemerintah provinsi untuk membangun waduk di semua kabupaten/kota, agar bisa dimanfaatkan pada musim kemarau.
Andre Koreh menambahkan, kebutuhan 4.000 waduk akan membutuhkan biaya yang sangat besar dan tidak bisa dipenuhi dalam waktu singkat. Meskipun demikian, pemerintah secara bertahap, memfokuskan perhatian pada pembangunan waduk di semua daerah. (antara)
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Nusa Tenggara Timur (NTT) Andre Koreh di Kupang, Rabu (23/6/2010), mengatakan, setiap tahun NTT mengalami krisis air karena curah hujan rendah yang berlangsung pada Desember hingga Februari.
Salah satu kesulitan yang dihadapi masyarakat berkaitan dengan krisis air akibat curah hujan rendah pada tahun ini adalah gagal tanam dan gagal panen. Hal ini mengakibatkan 1,6 juta penduduk terancam rawan pangan di sejumlah kabupaten.
Pembangunan waduk, kata dia, diperlukan untuk menampung air pada musim hujan dan bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan selama sembilan bulan sejak Maret sampai November.
Dia mengatakan, sejauh ini pemerintah baru mampu membangun 445 waduk dan dari jumlah itu, sebanyak 245 waduk dalam kondisi rusak, sehingga tidak maksimal menampung air pada musim hujan. Karena itu, pihaknya memfokuskan perhatian pada perbaikan waduk-waduk yang rusak tersebut, sebelum musim hujan berikut tiba, dengan menggunakan dana APBD dan APBN.
Pemerintah, kata dia, tengah mengupayakan pembangunan waduk di 20 kabupaten dan satu kota, agar jika terjadi kekeringan panjang.
Pekan lalu, Ketua DPRD Propinsi NTT, Ibrahim Agustinus Medah mengomentari gagal panen dengan mengatakan, pemerintah provinsi mencetuskan empat program prioritas yakni pengembangan jagung, ternak, cendana dan koperasi, tanpa ada yang memikirkan
Menurut dia, apa pun program yang dicanangkan di NTT, persoalan utama daerah adalah kesulitan air, karena itu harus ada program pembangunan waduk baik kapasitas kecil maupun besar. Dengan adanya waduk, sumber air hujan bisa ditampung untuk dimanfaatkan pada musim kemarau untuk berbagai keperluan. Medah mengingatkan pemerintah provinsi untuk membangun waduk di semua kabupaten/kota, agar bisa dimanfaatkan pada musim kemarau.
Andre Koreh menambahkan, kebutuhan 4.000 waduk akan membutuhkan biaya yang sangat besar dan tidak bisa dipenuhi dalam waktu singkat. Meskipun demikian, pemerintah secara bertahap, memfokuskan perhatian pada pembangunan waduk di semua daerah. (antara)