Selasa, 29 Juni 2010

Mengapa Ambil Dua-duanya, Tuhan?

SELASA, 29 JUNI 2010

PK-Ira Maweni (17) bagai tidur lelap. Begitu juga dengan kembarannya, Irma Maweni (17). Keduanya terbujur kaku di ruang jenazah RSU Prof. Dr. WZ Johannes- Kupang, Senin (28/6/2010) malam. 



Suara tangis dan ratapan sang ayah, Dominggus Maweni tentu tak kuasa membangunkan mereka. Keduanya pun tidak lagi mengetahui bahwa sang ayah dan ibu pasti sangat sedih dan terpukul atas kepergian mereka yang begitu tragis dan mendadak itu.  

"Aduuuh Tuhan...  mengapa Kau ambil  dua-duanya sekaligus?  Dong (mereka, Red) dua mau ikut Sidi Tuhan, tapi  Kau sudah ambil dua-dua lebih dulu. Aduuuh.... Tuhan..." ratap Dominggus.

Meski terlihat tegar, Dominggus seperti orang linglung. Hendak memeluk jenazah Ira, dia ingat kembarannya, Irma. Mau memeluk dua-duanya tidak bisa karena jenazah anak kembarnya itu dibaringkan terpisah di ruang jenazah.

Ira dan Irma terlihat "tentram" tidurnya. Rambut mereka masih awut-awutan dan tubuh serta pakaiannya masih berpasir. Diduga dua kembaran ini tidak tahu berenang sehingga mereka tenggelam ke dasar laut saat perahu yang mereka tumpangi bersama teman-temannya dan seorang pendeta, tenggelam di pantai Tablolong. 
Ira mengenakan "celana panjang setengah" dipadu baju kaos putih. Begitu juga Irma, mengenakan pakaian piknik. 

Dominggus terlihat seperti "orang kurang waras" menyaksikan kedua anaknya yang sudah menjadi jenazah. Beberapa kali pria itu memukul dahinya dengan telapak tangannya. Sesekali dia menengadah sambil menarik napas panjang.

"Saya  dan  istri tidak punya firasat apa-apa. Tadi malam saya tidur seperti biasa dan tidak ada mimpi apa-apa. Mamanya masih di kampung. Dia juga tidak ada firasat apa-apa. Tadi malam kedua anak kembar saya ini sampaikan kepada saya bahwa mereka mau pergi piknik bersama Ibu Pendeta di Lasiana. Saya izinkan mereka. Tau-tau mereka piknik  ke Tablolong," kata Dominggus dengan nada sedih.

Isak tangis pilu terdengar di di ruang jenazah RSU Kupang, semalam. Empat jenazah korban tenggelamnya perahu bodi di Tablolong, dibaringkan di sana. Suara tangisan sahut-menyahut dan menyayat hati. 

Sedangkan dua jenazah lainnya akibat peristiwa  yang sama, dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara. 

Anak-anak muda Gereja Eklesia Oerantium, Niukbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang ini piknik bersama Pdt. Leny Mansopu di Tablolong. Wisata rohani itu merupakan bagian dari persiapan mereka mengikuti Sidi di gereja. Namun Tuhan berkehendak lain. Enam remaja tanggung tewas akibat tenggelam di pantai itu. (reddy ngera)