Rabu, 23 Juni 2010

Lia dan Gulung Jadi Desa Contoh Anti Rabies

Selasa, 22 Jun 2010

Desa Lia dan Desa Gulung, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai merupakan wilayah yang bebas dari penyakit rabies. Pasalanya, di dua desa tersebut saat ini tidak ada populasi hewan penular rabies (HPR).

Warga sangat komitmen membebaskan wilayah desa tersebut dari penyakit rabies. "Desa Lia dan Gulung bisa menjadi contoh bagi desa dan kelurahan lain di Manggarai. Aparat dan warga desa tersebut berkomitmen tinggi untuk menghilangkan penyakit mematikan rabies. Cara yang mereka lakukan adalah dengan mengeliminasi total HPR yang ada. Dan buktinya tidak ada anjing atau sejenisnya di desa tersebut," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Manggarai, Yoseph Mantara kepada koran ini, Senin (21/6).

Mantara mengatakan, Kabupaten Manggarai sudah tergolong daerah endemik rabies. Buktinya korban rabies selalu bertambah dari waktu ke waktu. Korban gigitan pun setiap hari selalu ada. Namun, kesadaran masyarakat belum maksimal karena tidak mengindahkan peraturan yang ada. "Kalau ada anjing harus diikat, jangan dilepas bebas saja," katanya.

Ia menjelaskan, Desa Lia dan Gulung di Kecamatan Satar Mese Barat patut dijadikan contoh bagi desa dan keluarahan lain di Manggarai. Hal ini karena di dua desa tersebut masyarakat dan aparat mempunyai komitmen yang tinggi untuk membebaskan wilayah dari penyakit rabies yang disebarkan melalui hewan penular rabies.

Bahkan warga bersama aparat desa mempunyai kesepakatan bersama untuk mengeliminasi tuntas anjing yang ada di kampung tersebut serta bersepakat untuk tidak memelihara anjing. "Jika ada harus dikandangkan," ujarnya.

Mantara juga menjelaskan, pihaknya sudah mengecek langsung di dua desa itu dan hasilnya benar tidak ada anjing di dua desa tersebut. Menurut pengakuan warga setempat, katanya, warga trauma dengan kasus gigitan seekor anjing rabies di wilayah itu yang menggigit enam orang.

"Mereka trauma kasus tahun 2007 lalu dimana seekor anjing rabies menggigit enam orang dalam satu hari," katanya. Karena itu, dia mengharapkan desa dan kelurahan lain di Manggarai bisa mengikuti teladan warga Desa Lia dan Gulung. Sebab salah satu jalan agar masyarakat tidak menjadi korban rabies adalah dengan cara mengeliminasi secara total HPR.

Dikatakan juga, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan vaksinasi HPR secara besar-besaran. Hal ini dilakukan sebagai langkah pencegahan terhadap penularan rabies. Semua HPR disuntik dan vaksin anti rabies untuk HPR telah disiapkan dengan jumlah banyak sesuai populasi HPR yang ada di Manggarai.

Pantauan koran ini, di Ruteng jumlah anjing bisa mencapai ribuan ekor. Kasus gigitan anjing sangat tinggi yang dilihat dari jumlah yang berobat ke RSUD Ruteng untuk mendapat suntikan VAR. Pada Minggu (20/6), seorang anak SD dari Kelurahan Karot digigit seekor anjing dan sempat berobat ke RSUD Ruteng namun gagal mendapatkan suntikan VAR. "Anak saya tidak mendapat suntikan VAR, katanya habis," ujar Meliana, ibu korban. (kr2)