Sabtu, 05 Juni 2010

Buntut Buruknya Hasil UN 2010

Selasa, 27 Apr 2010
Pemprov Harus Bertanggungjawab
AKSI CORET: Meski secara nasional hasil UN SMA/SMK Provinsi NTT terpuruk namun tidak menghentikan aksi coret seperti diabadikan, Senin (26/4) kemarin. (FOTO:CARLENS BISING/TIMEX)KUPANG, Timex--Hasil buruk ujian nasional (UN) tingkat SMA/SMK di Provinsi NTT mengundang kritik pedas anggota DPRD NTT. Senin (26/4) sekira pukul 09.00 Wita, Komisi D DPRD NTT menggelar rapat mendadak terkait hasil UN yang baru saja diumumkan melalui media massa.
Tak hanya intern Komisi D, Kepala Dinas PPO NTT Thobias Ully pun dipanggil, namun hanya diwakili Sekretaris, Klemens Meba.

Usai rapat tertutup itu, anggota Komisi D, Jimmy Sianto, kepada wartawan mengatakan, hasil buruk UN Provinsi NTT menguak fakta kalau pemerintah gagal menjalankan program pendidikan. Oleh karena itu, langkah yang harus diambil adalah menggelar evaluasi untuk dicari tahu kelemahannya. "Hasil ini menandakan bahwa pemerintah gagal jalankan program pendidikan, sehingga kita menjadi terpuruk. Pemerintah harus bertanggungjawab, khususnya Kepala Dinas PPO yang secara teknis menjalankan program pendidikan," tandas Jimmy kemarin.

Dia juga mengatakan, dalam rapat tersebut Komisi D meminta pemerintah jangan berharap pada ujian ulang yang akan digelar 10 Mei 2010 mendatang. "Jangan berharap ujian ulang. Itu tidak menjadi ukuran lagi, karena yang dilihat adalah hasil hari ini. Ujian ulang tidak menjamin prosentase (kelulusan, Red) kita meningkat, atau jangan sampai merosot lagi," tambahnya.

Jimmy juga mengkritisi ujian ulang yang akan dilakukan nanti. Menurutnya, ujian tersebut tidak dijamin memperbaiki hasil yang sudah ada, karena masa persiapan sudah dekat, apalagi kondisi psikologis siswa sudah terganggu. "Pemerintah jangan berharap ada ujian ulang, karena saya pesimis hasilnya akan baik," kata Jimmy.

Masih terkait kegagalan Pemerintah Provinsi NTT, Jimmy menjelaskan, berdasarkan hasil rapat dengan Dinas PPO, kegagalan UN dipicu masalah kekurangan guru, fasilitas pendukung dan manajemen yang dilakukan oleh pemerintah. Disebutkan, anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan sudah memadai, namun tidak dimanfaatkan secara efektif dan efisien, sehingga menimbulkan hasil yang tidak maksimal.

Sementara itu, anggota DPRD NTT dari Komisi A, Alfred Baun menjelaskan, Gubernur NTT harus segera melakukan evaluasi, sehingga jika kelemahan ada pada Kepala Dinas PPO, maka harus dicopot demi perbaikan kondisi pendidikan NTT ke depan.

Menurutnya, hasil UN ini menjadi ukuran bagi pemerintah pusat untuk menilai kinerja Pemerintah Provinsi NTT. Oleh karena itu, jika hasil UN buruk, maka Pemerintah Provinsi NTT juga mendapat penilaian buruk. "Tenaga guru ok, anggaran ok, tapi kenapa hasilnya seperti ini, padahal pemerintah menyatakan optimisme yang tinggi bahwa kelulusan kita 70 sampai 80 persen. Ini bukti bahwa pemerintah gagal dalam program pendidikan. Pendidikan tidak maju, malah semakin mundur," kata Alfred.

Dia juga memberi alasan, jika kegagalan pemerintah dalam program pendidikan lantaran manajemen yang buruk. Oleh karena itu, dia menghimbau agar segera lakukan evaluasi untuk memperbaiki manajemen pendidikan. "Karena Kadis (Kadis PPO) sibuk dengan urus Sabu Raijua, tidak serius urus pendidikan, maka jadinya begini. Dia meminta Pemerintah Provinsi NTT dalam hal ini Gubernur dan jajarannya bertanggungjawab atas kegagalan ini.

Saat pertemuan usai sekira pukul 11.00 Wita, Klemens yang hendak dikonfirmasi wartawan menolak. "Langsung saja di Pak Kadis yah," katanya sambil melangkah keluar gedung DPRD NTT. Sementara itu, sekira pukul 15.00 Wita, Thobias Ully dan Klemens Meba dipangggil Gubernur Frans Lebu Raya untuk mengikuti rapat terbatas di ruang Sekretaris Daerah. Hingga pukul 16.15 Wita, pertemuan tertutup itu masih berlangsung.


Pemprov NTT Evaluasi

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) NTT, Thobias Uly mengatakan, Pemprov NTT akan melakukan evaluasi total terhadap anjloknya hasil UN 2010 khusus SMA/SMK yang baru diumumkan, Senin (26/4). Gubernur NTT Frans Lebu Raya menginstruksikan Dinas PPO NTT untuk melakukan evaluasi total terhadap hasil UN tersebut.

Dari 34 provinsi di Indonesia, NTT menempati urutan terakhir. "Hasil UN ini sudah kami sampaikan ke bapak gubernur dan diminta untuk dilakukan evaluasi total agar bisa dilakukan pemetaan terhadap permasalahan yang kita hadapi dalam pelaksanaan UN tahun ini," kata Uly.
Namun, menurutnya ada banyak faktor penyebab anjloknya hasil UN tahun ini. Faktor tersebut antara lain, minimnya sarana prasarana pendidikan hingga SDM pendidik yang belum memadai. "Termasuk juga daya serap siswa akan kurikulum baru yang lebih mengutamakan aplikasi dibanding teori," katanya.

Untuk guru, jelasnya, sebagian besar sudah memenuhi standar kualifikasi yakni S-1. Namun, baru sebagian kecil yang memenuhi kompetensi. Dengan demikian sangat mempengaruhi siswa dalam menyerap pelajaran yang diberikan.

Dengan demikian, ke depan, lanjut Uly, Dinas PPO NTT akan lebih fokus dalam mempersiapkan siswa untuk mengikuti UN. Hasil tahun ini, lanjutnya, menjadi pelajaran paling berharga karena jauh di bawah prediksi pihaknya. Target yang ditetapkan Pemprov NTT adalah 80 persen atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang mencapai 72 persen.

Sementara Ketua Penyelenggara UN 2010, I Nyoman Mertha Yasa menambahkan bagi siswa yang tidak lulus diberi kesempatan untuk mengikuti ujian ulang yang akan dilaksanakan 10-14 Mei mendatang. "Bagi siswa yang tidak lulus diberi kesempatan untuk ujian ulang tidak hanya mata pelajaran yang tidak lulus tetapi terbuka juga untuk mata pelajaran lain dengan tujuan untuk memperbaiki nilai. Yang dipakai adalah nilai terbaik," katanya. Saat ini, naskah ujian susulan sedang dicetak dan siap didistribusi ke masing-masing daerah.

Secara keseluruan hasil UN SMA/SMK NTT 2010 yakni, dari total peserta 35.201 siswa, yang dinyatakan lulus ujian utama sebanyak 16.869 atau 47,92 persen. Sementara yang tidak lulus sebanyak 18.333 peserta atau 52,08 persen.

Untuk tingkat kabupaten/kota, Rote Ndao kembali menempati urutan pertama perolehan kelulusan tertinggi yakni 81,16 persen. Dari total 945 siswa, 767 siswa dinyatakan lulus ujian utama. Urutan kedua ditempati Kabupaten TTU yakni 71,95 persen. Dari jumlah siswa sebanyak 1.918 orang yang lulus ujian utama sebanyak 1.380 siswa. Urutan tiga Kabupaten TTS dengan persentase 71, 89 persen dimana dari 3.116 peserta, yang dinyatakan lulus ujian utama sebanyak 2.240 siswa.

Urutan terakhir atau ke-21 ditempati Kabupaten Alor yakni 12,83 persen. Dari total peserta 1.652 peserta, yang dinyatakan lulus hanya 212 siswa. Urutan kedua dari bawah ditempati kabupaten tetangganya yakni Lembata dengan perolehan 13,06 persen. Dari jumlah peserta sebanyak 758 siswa, yang dinyatakan lulus hanya 99 orang.

Sementara Kota Kupang menempati urutan kelima setelah Kabupaten Belu. Namun, Kota Kupang mencatat diri sebagai daerah dengan jumlah peserta UN terbanyak yakni sebanyak 4.396 peserta dengan jumlah yang lulus 3.024 siswa.

Tahun Ini Lebih Baik

Walikota Kupang, Daniel Adoe, kepada Timor Express, kemarin di kantornya beberapa saat seusai upacara perayaan HUT Kota Kupang, menegaskan bahwa Pemkot merasa bersyukur karena kelulusan tahun ini lebih baik dibanding tahun lalu.

Jika persentase kelulusan tahun lalu buruk, maka tahun ini justeru lebih baik. Ia menyebut, persentase kelulusan untuk SMA adalah 68,8 persen dan SMK 77 persen. "Ini berbeda dengan tahun lalu. Tahun ini justeru lebih baik, dan ini sudah bagus. Tahun lalu itu rendah sekali,"tegas Daniel Adoe yang saat itu didampingi Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO), Maxwell Halundaka.

Dikonfirmasi lebih lanjut apa rahasianya, Daniel Adoe menyebutkan, rombongan belajar (rombel) ternyata memiliki pengaruh yang cukup besar. Jika tahun-tahun sebelumnya, satu rombongan belajar, bisa mengakomodir lebih dari 50 orang siswa, maka sejak tahun lalu, rombongan belajarnya mulai diperketat.

"Kita perketat rombongan belajar sehingga mudah kontrolnya. Satu kelas hanya 32 sampai 36 orang siswa saja. Selain itu, guru-guru pun sudah dibekali dengan beberapa pelatihan, apalagi ada pakta integritas yang ditandatangani sehingga mengikat mereka untuk lebih serius lagi bekerja,"ujar Daniel.

Beberapa sekolah negeri yang berprestasi, dan yang terpuruk menurutnya, adalah sekolah swasta. Ada sekolah swasta yang persentasenya 100 persen, namun ada yang mutunya rendah. Karena itu, kedepan pihaknya akan mendistribusikan guru berstatus PNS ke sekolah-sekolah swasta sehingga pihak swasta lebih berkonsentrasi pada mutu pendidikan. (boy)


Aksi Coret

Merayakan kelulusan, siswa-siswi SMA/SMK se-Kota Kupang, kemarin melakukan aksi corat-coret pakaian dengan menggunakan spidol serta piloks. Mereka tumpah ruah ke sejumlah titik keramaian, sejak pagi, beberapa saat setelah mendengar kelulusan.
Pantauan Timor Express di beberapa titik, mulai dari SMKN 2, SMAN 1, SMA PGRI serta tak ketinggalan beberapa SMA/SMK yang ada, aksi corat-coret terjadi di sana. Tak hanya pakaian, wajah mereka pun dipiloks.

Beberapa ruas jalur utama nyaris dipenuhi siswa yang merayakan kelulusan seperti jalan A.Yani, jalan Tompello, jalan Sudirman serta jalan WJ. Lalamentik. Rifal Mof, seorang siswa SMKN 2 Kupang Jurusan Otomotif, yang ikutan berekspresi setelah dinyatakan lulus, mengaku kalau tahun lalu ia tak lulus dalam UN jadi.

"Sehingga ketika dengar saya lulus tahun ini, saya langsung cat,"ujarnya di depan SMKN 2, siang kemarin. Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak lulus? Oklin, salah satu siswa SMAN 1 Kupang jurusan IPS yang tidak lulus UN juga hadir dalam keramaian, meski diselimuti kekecewaan.

Parahnya lagi, para siswa yang lulus, ada yang menenggak minuman keras, serta berkonfoi menggunakan sepeda motor, dan ada yang hanya bejalan kaki saja. Tak mau kecolongan, Polda dan Polresta Kupang menerjunkan sejumlah anggotanya untuk melakukan pengamanan. (sam/ito/boy/mg-10)



HASIL UN SMA/SMK PROVINSI NTT TAHUN 2010

Peringkat --------- Kabupaten/Kota --- Peserta UN ------- Lulus ------ %
1. ------------------ Rote Ndao ------------------ 945 --------- 767 --------- 81,16
2. ------------------ T T U --------------------------- 1.918 --------- 1.380 --------- 71,95
3. ------------------ T T S --------------------------- 3.116 --------- 2.240 --------- 71,89
4. ------------------ Belu --------------------------- 2.887 --------- 2.019 --------- 69,93
5. ------------------ Kota Kupang ------------------ 4.396 --------- 3.024 --------- 68,79
6. ------------------ Nagekeo --------------------------- 918 --------- 599 --------- 65,25
7. ------------------ Sabu Raijua ------------------ 512 --------- 317 --------- 61,91
8. ------------------ Sumba Timur ------------------ 1.845 --------- 1.127 --------- 61,08
9. ------------------ Sumba Tengah ------------------ 129 --------- 76 --------- 58,91
10. ------------------ Manggarai Barat --------- 941 --------- 532 --------- 56,54
11. ------------------ Sumba Barat ------------------ 703 --------- 340 --------- 48,36
12. ------------------ Kupang --------------------------- 2.633 --------- 1.027 --------- 39,00
13. ------------------ Ngada --------------------------- 998 --------- 367 --------- 36,77
14. ------------------ Manggarai Timur --------- 1.022 --------- 325 --------- 31,80
15. ------------------ Flores Timur ------------------ 1.598 --------- 492 --------- 30,79
16. ------------------ Manggarai ------------------ 2.791 --------- 367 --------- 26,30
17. ------------------ Ende --------------------------- 2.468 --------- 593 --------- 24,03
18. ------------------ Sumba Barat Daya --------- 1.190 --------- 325 --------- 23,03
19. ------------------ Sikka --------------------------- 1.781 --------- 324 --------- 18,19
20. ------------------ Lembata --------------------------- 758 --------- 99 --------- 13,06
21. ------------------ Alor --------------------------- 1.652 --------- 212 --------- 12,83

T O T A L --------- --------- ------------------ 35.201 --------- 16.868 --------- 47,92

SUMBER: DINAS PPO NTT