Sabtu, 05 Juni 2010

Belu Target 2011 Bebas Buta Aksara

Kamis, 03 Jun 2010
ATAMBUA, Timex - Kabupaten Belu menargetkan, tahun 2011 bebas buta aksara. Demikian hal yang mengemuka dalam sosialisasi dan peluncuran pendidikan keaksaraan fungsional model inovatif tingkat Kabupaten Belu, Senin (31/5) lalu di GOR Tulamalae, Atambua.

Kegiatan yang dihelat atas kerjasama Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga bekerjasama dengan Forum Komunikasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (FKPKBM) tersebut dibuka Bupati Belu, Joachim Lopez dan dihadiri ketua DPRD Kabupaten Belu, Simon Guido Seran, kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Belu, Patrisius Asa serta para pimpinan serta peserta PKBM se-Kabupaten Belu.


Bupati Belu, Joachim Lopez saat pembukaan sosialisasi dan peluncuran pendidikan keaksaraan fungsional model inovatif tingkat Kabupaten Belu mengatakan, penuntasan buta aksara secara prinsipil perlu dituntaskan di Kabupaten Belu karena sesuai dengan amanat UUD 1945 yang mengatakan, setiap warga berhak mendapatkan pelayanan pendidikan. Karena itu tandas Joachim, mengabaikan hal ini berarti melanggar amanat UUD serta Hak Asasi Manusia (HAM).


Bupati Belu dua periode ini pada kesempatan tersebut mengharapkan peran penting semua komponen yang terlibat agar membangun dan memiliki komitmen yang teguh dalam upaya penuntasan buta aksara di Kabupaten Belu. "Supaya target 2011, Kabupaten Belu bebas buta aksara, maka diperlukan peran aktif serta komitmen berbagai pihak yang terlibat dalam program ini. Dengan demikian, maka masalah tidak bisa menulis, membaca dan menghitung akan bisa tuntas," tandas Joachim.


Joachim mengatakan, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui model pendidikan kebutaaksaraan merupakan salah satu variabel penting dalam upaya meningkatkan dan menaikan indeks pembangunan manusia (IPM) di Kabupaten Belu.


"Peningkatan SDM merupakan variabel penting dalam upaya peningkatan IPM karena secanggih apapun model pembangunan yang dirancang dan hendak dilaksanakan, namun SDM yang masih lemah akan menjadi pemicu ketertinggalan serta ketidakmajuan pembangunan di suatu daerah.


Kepala Dinas PPO Kabupaten Belu, Patrisius Asa dalam laporannya mengatakan, tujuan dari kegiatan yang dilaksanakan yakni untuk merangsang daya kreativitas baik para pendamping PKBM maupun peserta. Selain itu target yang hendak dicapai adalah Kabupaten Belu bebas buta aksara tahun 2011.


Dengan demikian, jelas Patrisius, akan berpengaruh positif pada peningkatan SDM, peningkatan ekonomi serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Belu.

Terpisah, ketua Forum Komunikasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (FKPKBM) Daerah Perbatasan, Daniel Un kepada Timor Express mengatakan, kegiatan sosialisasi serta peluncuran pendidikan keaksaraan fungsional model inovatif tingkat Kaupaten Belu merupakan kegiatan perdana.

FKPBM Daearah Perbatasan jelasnya, merupakan mitra pemerintah Kabupaten Belu dalam hal ini Dinas PPO dalam rangka penuntasan buta aksara.


Dikatakan, pihaknya telah merancang program ini dan akan dilaksanakan selama 32 hari dengan rincian volume pertemuan dua setengah jam per hari. Ia menargetkan, kalau program Belu bebas buta aksara dapat dicapai tahun 2011 nanti. "Dari 22 PKBM yang ada di Belu dengan alokasi waktu serta dana yang ada, maka Belu bisa tuntas buta aksara. Sebagai forum yang adalah mitra pemerintah, kami juga berharap adanya kerjasama yang baik serta perhatian dari pemerintah Kabupaten Belu agar masalah buta aksara ini bisa tuntas terselesaikan," ujarnya.


Puncak dari kegiatan tersebut dilaksanakan dengan penyerahan dana secara simbolis senilai Rp 500 juta dari bupati Belu kepada wakil pimpinan PKBM yang ada di Kabupaten Belu. Dana tersebut bersumber dari APBD II dan APBN tahun anggaran 2010 di Kabupaten Belu. (onq)