BA’A, Timex - Petani bawang di Oetefu Kecamatan Rote Barat Daya (RBD) mengeluh karena rugi. Tanaman bawang merah dan bawang putih di wilayah itu rusak akibat hujan yang tak menentu tiap saat.
Padahal, tanaman holtikultura ini termasuk salah satu harapan masyarakat untuk menopang ekonomi mereka. Kepala Desa Oetefu, Asael Felipus kepada Timor Express, Selasa (19/5) lalu menjelaskan, saat ini hujan membawa malapetaka bagi petani bawang.
Akibatnya, petani mengalami kerugian, baik bibit maupun modal untuk menanam kembali. Padahal, bawang merupakan salah satu produk utama dari masyarakat sekitar di bidang pertanian.
“Petani yang terlanjur menanam bawang sudah menyesal dan rugi karena pengaruh hujan. Sehingga, bawang tidak bisa bertahan hidup dengan lahan lembab, apalagi basah. Bawang membutuhkan air, tapi dengan cara cukup disiram dua kali sehari bukan butuh air berkapsitas besar. Hal ini benar mempengaruhi banyak masyarakat yang menanam di area persawahan selain kebun karena faktor hujan,” katanya.
Menurutnya, produksi bawang bisa berpengaruh pada kesejahteraan dan masa depan masyarakat di wilayahnya. Karena bawang merupakan salah satu usaha utama pada musim sekarang akibat gagal panen di samping usaha udang putih.
Dikatakan, dinas terkait harus ada komitmen dengan masyarakat untuk mengatasi keterbatasan pengetahuan masyarakat unutk melakukan penyuluhan. “Jadi untuk petugas penyuluh lapangan (PPL) yang berlindung di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian yang sudah ada di desa masing-masing kecamatan harus memberikan petunjuk bagaimana bercocok tanam yang benar dan memberikan jalan keluar untuk mengatasi penurunan hasil bawang,” harapnya.
“Dinas kan sudah bentuk petugas penyuluhan melakukan pendekatan ditiap kecamatan. Jadi diharapkan untuk dinas jangan terlambat turun ke lapangan untuk memberikan petunjuk demi langkah menyelamatkan petani bawang karena fakta sekarang hujan turun hampir berkepanjangan, sedangkan bawang hanya bisa disiram pagi dan sore,” tambahnya.
Dijelaskan, hingga kini belum ada petugas yang diturunkan untuk memberikan penyuluhan atau motivasi lain untuk mengatasi keluhan masyarakat untuk terhindar dari masalah yang tidak bisa terhindar. (kr8)
Padahal, tanaman holtikultura ini termasuk salah satu harapan masyarakat untuk menopang ekonomi mereka. Kepala Desa Oetefu, Asael Felipus kepada Timor Express, Selasa (19/5) lalu menjelaskan, saat ini hujan membawa malapetaka bagi petani bawang.
Akibatnya, petani mengalami kerugian, baik bibit maupun modal untuk menanam kembali. Padahal, bawang merupakan salah satu produk utama dari masyarakat sekitar di bidang pertanian.
“Petani yang terlanjur menanam bawang sudah menyesal dan rugi karena pengaruh hujan. Sehingga, bawang tidak bisa bertahan hidup dengan lahan lembab, apalagi basah. Bawang membutuhkan air, tapi dengan cara cukup disiram dua kali sehari bukan butuh air berkapsitas besar. Hal ini benar mempengaruhi banyak masyarakat yang menanam di area persawahan selain kebun karena faktor hujan,” katanya.
Menurutnya, produksi bawang bisa berpengaruh pada kesejahteraan dan masa depan masyarakat di wilayahnya. Karena bawang merupakan salah satu usaha utama pada musim sekarang akibat gagal panen di samping usaha udang putih.
Dikatakan, dinas terkait harus ada komitmen dengan masyarakat untuk mengatasi keterbatasan pengetahuan masyarakat unutk melakukan penyuluhan. “Jadi untuk petugas penyuluh lapangan (PPL) yang berlindung di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian yang sudah ada di desa masing-masing kecamatan harus memberikan petunjuk bagaimana bercocok tanam yang benar dan memberikan jalan keluar untuk mengatasi penurunan hasil bawang,” harapnya.
“Dinas kan sudah bentuk petugas penyuluhan melakukan pendekatan ditiap kecamatan. Jadi diharapkan untuk dinas jangan terlambat turun ke lapangan untuk memberikan petunjuk demi langkah menyelamatkan petani bawang karena fakta sekarang hujan turun hampir berkepanjangan, sedangkan bawang hanya bisa disiram pagi dan sore,” tambahnya.
Dijelaskan, hingga kini belum ada petugas yang diturunkan untuk memberikan penyuluhan atau motivasi lain untuk mengatasi keluhan masyarakat untuk terhindar dari masalah yang tidak bisa terhindar. (kr8)