Korban Bertambah 14 Orang
KEFA, Timex - Kasus diare yang menimpa 103 bayi di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) sejak Juli hingga minggu kedua bulan Agustus sempat mengundang perhatian Bupati TTU, Gabriel Manek. Dihadapan Timor Express dan kepala Badan Kesbang Linmas, Yohanes Bani serta pejabat lainnya, Bupati Manek secara spontan melampiaskan amarahnya kepada kepala Dinas Kesehatan, Mikhael Suri dan Direktur RSUD Kefamenanu, Hartono.
Sebab, munculnya kasus diare dan gizi buruk sejak pertengahan tahun 2008 sebagaimana di beritakan media massa, membawa kesan buruk bagi keberhasilan program penanggulangan diare dan gizi buruk yang mulai diberlakukan awal 2008 lalu. "Saya tidak mengerti, kenapa sudah ada tim penanggulangan diare dan gizi buruk, koq masih saja tetap kebobolan. Apa alasanya saya tidak tahu lagi," ungkap Bupati Manek dengan nada emosi ketika mengunjungi pasien diare diruang perawatan anak RSUD Kefamenanu kemarin siang.
Bupati menuding, kedua kasus ini masih tetap terjadi ditengah berjalannya program penanggulang diare dan gizi buruk akibat belum maksimalnya tim perpadu yang sudah dibentuk akhir tahun 2007 lalu. "Saya akan perintahkan semua camat, kepala desa/lurah untuk turun periksa langsung dilapangan, apa sebenarnya penyebab utamanya. Apa memang masyarakat benar-benar kekurangan makanan karena alasan rawan pangan atau memang orangtua anak yang bersangkutan memang tidak punya kebun sama sekali," tegas Bupati Manek.
Walau demikian, Bupati Manek meminta orangtua agar ikut memberi perhatian terhadap masalah kesehatan anak. "Kalau terjadi kasus diare, sebaiknya orangtua langsung antar ke puskesmas atau polindes terdekat. Jangan sampai anak dibiarkan menderita sampai tingkat yang sudah parah, baru antar ke balai pengobatan yang sudah pemerintah siapkan, ini juga tidak benar," ujar Bupati Manek.
Selain itu, Bupati meminta orangtua agar mengisolir anak yang masih sehat dengan anak-anak yang terjangkit diare. Tujuannya agar menghindari kemungkinan terjadinya penularan virus kepada anak-anak yang masih sehat. Diare itu ditularkan oleh virus yang mudah menyebar kemana-mana. “Jadi kalau anak-anak yang kondisi fisiknya kurang fit, bisa langsung terjangkit oleh virus diare, makanya anak-anak perlu diperhatikan secara baik oleh orangtuanya," ujar Bupati Manek.
Sementara itu, kepala Dinas Kesehatan TTU, Mikhael Suri menjelaskan, kasus diare yang sering terjadi sulit diatasi dalam situasi musim pancaroba dari musim hujan ke musim panas seperti yang terjadi saat ini. Alasannya, virus yang menjadi penyebab terjadi diare mudah menular ke semua tempat. "Apapun strategi yang kita bangun agak sulit menghindari kasus diare.
Jadi kuncinya jaga daya tahan tubuh anak supaya tetap fit dan kebersihan harus selalu terjamin dengan baik," jelas Kadis Kesehatan. Walau demikian, Suri mengaku, korban diare yang terjadi dan menjalani perawatan medis diruang perawatan anak RSUD Kefamenanu hingga kemarin mengalami peningkatan sebanyak 14 orang. Dengan demikian, jelas Suri, jumlah penderita diare hingga kemarin sebanyak 117 orang terdiri dari bulan Juli sebanyak 78 orang dan Agustus sebanyak 39 orang.
Angka penderita diare pada bulan Juli hingga minggu kedua Agustus 2008 lebih sedikit jika dibanding dengan angka penderita diare dalam bulan yang pada tahun 2007 lalu. Dijelaskan, angka penderita diare pada Juli 2007 lalu sebanyak 294 orang dan Agustus sebanyak 825 orang. (ogi)
Sebab, munculnya kasus diare dan gizi buruk sejak pertengahan tahun 2008 sebagaimana di beritakan media massa, membawa kesan buruk bagi keberhasilan program penanggulangan diare dan gizi buruk yang mulai diberlakukan awal 2008 lalu. "Saya tidak mengerti, kenapa sudah ada tim penanggulangan diare dan gizi buruk, koq masih saja tetap kebobolan. Apa alasanya saya tidak tahu lagi," ungkap Bupati Manek dengan nada emosi ketika mengunjungi pasien diare diruang perawatan anak RSUD Kefamenanu kemarin siang.
Bupati menuding, kedua kasus ini masih tetap terjadi ditengah berjalannya program penanggulang diare dan gizi buruk akibat belum maksimalnya tim perpadu yang sudah dibentuk akhir tahun 2007 lalu. "Saya akan perintahkan semua camat, kepala desa/lurah untuk turun periksa langsung dilapangan, apa sebenarnya penyebab utamanya. Apa memang masyarakat benar-benar kekurangan makanan karena alasan rawan pangan atau memang orangtua anak yang bersangkutan memang tidak punya kebun sama sekali," tegas Bupati Manek.
Walau demikian, Bupati Manek meminta orangtua agar ikut memberi perhatian terhadap masalah kesehatan anak. "Kalau terjadi kasus diare, sebaiknya orangtua langsung antar ke puskesmas atau polindes terdekat. Jangan sampai anak dibiarkan menderita sampai tingkat yang sudah parah, baru antar ke balai pengobatan yang sudah pemerintah siapkan, ini juga tidak benar," ujar Bupati Manek.
Selain itu, Bupati meminta orangtua agar mengisolir anak yang masih sehat dengan anak-anak yang terjangkit diare. Tujuannya agar menghindari kemungkinan terjadinya penularan virus kepada anak-anak yang masih sehat. Diare itu ditularkan oleh virus yang mudah menyebar kemana-mana. “Jadi kalau anak-anak yang kondisi fisiknya kurang fit, bisa langsung terjangkit oleh virus diare, makanya anak-anak perlu diperhatikan secara baik oleh orangtuanya," ujar Bupati Manek.
Sementara itu, kepala Dinas Kesehatan TTU, Mikhael Suri menjelaskan, kasus diare yang sering terjadi sulit diatasi dalam situasi musim pancaroba dari musim hujan ke musim panas seperti yang terjadi saat ini. Alasannya, virus yang menjadi penyebab terjadi diare mudah menular ke semua tempat. "Apapun strategi yang kita bangun agak sulit menghindari kasus diare.
Jadi kuncinya jaga daya tahan tubuh anak supaya tetap fit dan kebersihan harus selalu terjamin dengan baik," jelas Kadis Kesehatan. Walau demikian, Suri mengaku, korban diare yang terjadi dan menjalani perawatan medis diruang perawatan anak RSUD Kefamenanu hingga kemarin mengalami peningkatan sebanyak 14 orang. Dengan demikian, jelas Suri, jumlah penderita diare hingga kemarin sebanyak 117 orang terdiri dari bulan Juli sebanyak 78 orang dan Agustus sebanyak 39 orang.
Angka penderita diare pada bulan Juli hingga minggu kedua Agustus 2008 lebih sedikit jika dibanding dengan angka penderita diare dalam bulan yang pada tahun 2007 lalu. Dijelaskan, angka penderita diare pada Juli 2007 lalu sebanyak 294 orang dan Agustus sebanyak 825 orang. (ogi)