Kamis, 27 Mei 2010

Bulog Larantuka Salurkan 2.950,5 Ton Raskin

Kamis, 27 May 2010
LARANTUKA, Timex-Sebanyak 19 ribu lebih rumah tangga menjadi sasaran penyaluran beras untuk keluarga miskin (Raskin). Bulog Larantuka akan melakukan penyaluran secara bertahap sampai bulan Desember mendatang. Kenaikan harga jual raskin di desa harus disepakati bersama.


Dari 226 desa dan kelurahan di Kabupaten Flores Timur, Bulog menetapkan 19.042 RT sasaran untuk memperoleh jatah raskin tahun 2010. Untuk memenuhi target sasaran itu, Bulog Larantuka memperoleh pagu sebesar 2.970,552 ton.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Sub Divre Bulog Larantuka, Zakharias Attu kepada koran ini mengaku untuk penyaluran raskin kepada RT sasaran, pihaknya melakukan penyaluran secara bertahap. Hal itu menurutnya, untuk pemerataan penyaluran karena Bulog Larantuka melayani dua kabupaten yakni Kabupaten Flotim dan Lembata.

"Wilayah jangkauan pelayanan kita sangat luas karena selain Kabupaten Flotim kita juga melayani Kabupaten Lembata. Karena itu penyalurannya kita lakukan secara bertahap untuk tahap pertama semua RT sasaran di dua kabupaten ini sudah kita salurkan. Realisasi untuk Flotim sudah mencapai 1.408, 680 ton. Sisanya nanti akan disalurkan secara bertahap sampai pada bulan Desember," katanya.

Ketika disinggung terkait harga jual beras di desa atau kelurahan yang tidak sesuai dengan harga jual yang ditetapkan pemerintah, ia mengaku tidak mengetahui informasi itu. Dijelaskannya, harga jual yang ditetapkan oleh pemerintah adalah Rp 1.600 per kilogram. Karena itu, sudah seharusnya dalam realisasi penyalurannnya juga menggunakan standar harga yang ditetapkan itu.

"Saya tidak tahu adanya praktek itu, tetapi barangkali itu adalah kebijakan di desa masing-masing, tetapi karena standar harga sudah ditetapkan oleh pemerintah maka pemerintah desa tidak boleh secara sepihak menaikan harga jual, mereka harus membuat kesepakatan bersama warganya dan menjelaskan secara baik tujuan dari menaikan harga itu," kata Attu.

Ia menambahkan, penyaluran beras raskin tahun ini lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, hal itu disebabkan karena penetapan pagu yang bersumber dari APBN tahun ini relatif cepat. Selain itu Surat Permintaan Alokasi (SPA) dari kabupaten juga diproses cukup cepat.

Attu juga menjelaskan persediaan beras yang disimpan di gudang Bulog saat ini termasuk persediaan yang akan digunakan untuk kebutuhan lainnnya, misalnya untuk bencana alam, busung lapar, rawan pangan dan kebutuhan lainnya. "Cadangan persediaan beras yang disimpan di gudang Bulog juga termasuk persediaan untuk kebutuhan lain seperti bencana alam, rawan pangan, busung lapar dan lainnya. Tetapi kewenangan untuk itu ada pada pemerintah daerah dalam hal ini bupati," ujarnya. (krf2)