Selasa, 25 Mei 2010

Badai, Dua Warga Dirawat

Senin, 24 May 2010
MAUMERE, Timex –Hujan lebat dan angin kencang yang terjadi di Kecamatan Lela, Selasa (18/5) menyebakan dua warga harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Hal ini karena pohon beringin yang tumbang menimpah rumah yang dihuni korban. Seorang bocah selamat dari peristiwa tersebut.

Kepala Badan Panangulangan Bencana Daerah Kabupaten Sikka, Z. Heriando Siku kepada koran ini, Jumat (21/5) di Maumere membenarkan kejadian tersebut. Heri
menjelaskan, pada Selasa (18/5) lalu, terjadi angin kencang di Kecamatan Lela diiringi hujan lebat sepanjang hari. Pohon beringin yang telah mencapai umur 100 tahun lebih itu akhirnya tumbang karena tak mampu menahan kencangnya angin.

Dua rumah rusak berat karena ditimpah pohon tersebut serta dua warganya mengalami luka serius dan dilarikan ke RSU St. Elisabeth Lela. Sedangkan seorang bocah yang juga ikut terprangkap tak mengalami luka serius. “Warga sekitar
khususnya dua rumah yang hanya berjarak 15 meter dari pohon beringin itu sama sekali tidak menyangka kalau angin kencang dua hari sebelumnya mampu menggoyahkan pohon beringin yang akhirnya tumbang menimpah dua rumah warga,” jelas Heri.

Mantan Kadis PU itu menjelaskan, pemilik rumah yang hancur dan terperangkap dalam rumah tersebut adalah Yulita Tekla dan Glaudia Parera serta seorang anak, Mauritsia Grasela. “Akibat dari tumbangnya pohon beringin tersebut dua orang warga harus mendapat perawatan khusus di rumah sakit St. Elisabet Lela. Sedangkan bocah yang juga terperangkap di dalam rumah tidak mengalami luka,” papar Hery.

Upaya penanganan terhadap bencana tersebut, lanjut Heri, Kamis (20/5) pihaknya melakukan identifikasi dan taksasi di lapangan dan memberikan bantuan darurat kepada pihak korban. “Kami baru memberikan bantuan tanggap darurat kepada pihak korban, sebelum memberikan bantuan kami sudah melakukan identifikasi di lapangan,” ujar Hery. (kr5)


Warga Tanjung Bunga Keluhkan Air Bersih

LARANTUKA, Timex-Masyarakat Desa Nusa Nipa dan Desa Aransina, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur mengeluhkan pelayanan air bersih. Selama bertahun-tahun masyarakat di dua desa ini mengalami kesulitan memenuhi kebutuhannya akan air bersih. Pemerintah diminta mengatasi masalah ini.

Hal ini dikatakan anggota DPRD Kabupaten Flores Timur, Hendrikus Belang Koten saat ditemui di Kantor DPRD Flotim, Kamis (20/05) lalu. Menurutnya, untuk memenuhi kebutuhannya akan air bersih, masyarakat di dua desa itu mendapatkan air bersih dari sumur di daerah pesisir. Jarak tempuh dan kemiringan lereng membuat masyarakat sulit mendapatkan air bersih. “Karena itu masyarakat berharap pemerintah daerah memberi perhatian serius kepada mereka guna mengatasi hal itu,” katanya.

Hal ini, lanjutnya, disampaikan masyarakat di dua desa itu saat dirinya menjalani massa reses beberapa pekan silam. "Kita prihatin pada kondisi ini, untuk mendapatkan air bersih mereka harus menuruni lereng sejauh satu kilo meter untuk mendapatkan air bersih dari sumur di pesisir pantai, kembali ke desanya mereka harus mendaki lereng itu dengan membawa beban. Kondisi seperti ini tentunya harus segera diakhiri," ujarnya.

Ia menuturkan, untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di kedua desa ini terdapat sumber air bersih di Desa Lamatutu. Debit airnya cukup untuk melayani masyarakat pada tiga desa itu. Namun, karena jarak antara lokasi sumber mata air dengan kedua desa itu mencapai belasan kilo meter maka masyarakat belum bisa memanfaatkannya.

Khusus untuk Desa Aransina, katanya, pernah ada bantuan dari pihak swasta berupa pipa. Bantuan itu, katanya, telah dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Aransina dengan melakukan pemasangan secara swadaya. Meski demikian, hasil yang dicapai baru 60 persen. "Jumlah pipa yang merupakan bantuan pihak swasta hanya mampu mencapai hasil 60 persen saja, karena itu untuk memenuhi kekurangan 40 persen, masyarakat sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah daerah," katanya. (krf2)