Senin, 28 Juni 2010

Enam Remaja Niukbaun Tewas Tenggelam

SELASA, 29 JUNI 2010
Wisata Rohani Berujung Maut
POS KUPANG/REDDY NGERA
Dominggus Maweni (kanan) menangisi anaknya, Ira Maweni (17) yang tewas bersama kembarannya, Irma Maweni (17) akibat perahu tenggelam di Tablolong, Senin (28/6/2010).
KUPANG, POS KUPANG.Com -- Wisata rohani di Pantai Tablolong, Kupang Barat yang dilakukan muda-mudi Gereja Eklesia Oerantium, Niukbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Senin (28/6/2010), berujung maut. Belasan orang tenggelam bersama perahu yang mereka tumpangi dan enam remaja tewas.


Keenam remaja (tiga laki-laki dan tiga perempuan) yang tewas itu semuanya adalah pelajar SMA Negeri 1 Niukbaun. Sedangkan yang selamat dalam kejadian itu adalah tujuh orang, yakni enam remaja dan Pdt. Leny Mansopu. Kondisi pendeta yang memimpin rombongan wisata itu, sampai berita ini dibuat semalam, masih kritis, belum sadarkan diri. Dia dirawat di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara-Kupang.

Enam jenazah korban tenggelamnya perahu bodi (perahu yang biasa digunakan nelayan untuk mengambil ikan di lampara atau bagan) itu disemayamkan di ruang jenazah RSU Prof. Dr. WZ Johannes dan RS Bhayangkara Kupang. Empat jenazah, yakni Santi Timaubes (14), 

Alexander Nifu (17), Ira Maweni (17) dan kembarannya, Irma Maweni (17). Sedangkan jenazah Noldi Rasi (18) dan  Hendrik Kase (18) disemayamkan di RS Bhayangkara.

Sampai pukul 20.00 Wita tadi malam, enam jenazah itu belum dibawa pulang ke Niukbaun.

Tenggelamnya perahu yang merenggut nyawa enam remaja itu terjadi sekitar pukul 15.00 Wita. Sebelumnya, rombongan wisata rohani yang dipimpin pendeta itu tiba di pantai Tablolong pada pagi hari. Wisata itu, sesuai informasi yang diperoleh Pos Kupang, kemarin, merupkan bagian dari dari pembinaan terhadap muda- mudi yang hendak mengikuti Sidi di Gereja Eklesia Niukbaun.

Rombongan wisata berangkat dari Niukbaun menggunakan sebuah pick up DH 9826 BB dan sebagian lainnya mengendarai sepeda motor. Tiba di pantai Tablolong, rombongan masih sempat berdoa, makan siang bersama dan mengisi acara hiburan dengan bermain gitar di pinggir pantai. Sedangkan beberapa dari mereka mengisi waktu dengan berenang di pantai.

Saat itu, 12 remaja bersama Pdt. Leny Mansopu menyewa satu unit perahu bodi untuk "menikmati" pantai wisata itu. Namun baru bergerak sekitar 500 meter dari bibir pantai, perahu bodi yang bermesin tempel yang dibawa Israel Mbatu itu terlihat oleng dihempas gelombang laut.

Anggota rombongan lain yang melihat dari darat berteriak melihat kondisi perahu dan hanya dalam hitungan detik perahu terbalik. Semua penumpang "tumpah" ke laut. Sejumlah korban berhasil menyematkan diri, ada yang berenang dan ada yang memegang badan perahu yang sudah terbalik. Sedangkan enam penumpang tenggelam dan tewas di tempat.

Kornelis Otemusu (13), anggota rombongan yang menyaksikan tenggelamnya perahu tersebut, menuturkan, mereka dari pantai melihat perahu dalam kondisi miring karena sebagian penumpang duduk di pinggir kanan perahu. Saat melewati gelombang, perahu tenggelam.

"Kami semua berteriak minta tolong waktu perahu sudah tenggelam. Warga sekitar langsung memberikan pertolongan kepada para korban," kata Kornelis  Otemusu. 

Salah satu korban selamat, Ferdi Doko (17), saat ditemui di RS Bhayangkara, kemarin, mengaku masih trauma dengan peristiwa yang nyaris merengut nyawanya itu. 

"Kejadiannya begitu cepat. Saya tidak tahu berenang. Kami semua tumpah ke laut saat perahu tenggelam. Saya pegang teman saya dan kami selamat," ujarnya.

Suasana di ruang jenazah RSU Kupang dan RS Bhayangkara diwarnai isak tangis para keluarga korban. Mereka terlihat sangat terpukul dengan kejadian tersebut. (ben/den)