Sabtu, 05 Juni 2010

Rote Ndao Minus Jamban Sehat

Sabtu, 05 Jun 2010
BA’A, Timex - Presentasi hasil district health account (DHA) Kabupaten Rote Ndao dalam lokakarya hasil analisis DHA menilai, potret biaya untuk hidup sehat sangat minim. Padahal, kesehatan merupakan salah satu investasi bentuk perekonomian daerah di wilayah Rote Ndao.

Program ini hasil kerjasama pemerintah Australia dan Indonesia dalam bidang potret kesehatan secara nasional maupun daerah. Demikian dikatakan, Bupati Rote Ndao, Leonard Haning saat membuka acara tersebut di aula Bappeda Rote Ndao, Kamis (3/6).


Leonard mengatakan, Rote Ndao patut bersyukur dengan hadirnya program luar negeri lewat penelitian DHA. Karena, Rote Ndao masih terlalu lengkap dengan faktor minus kesehatan yang belum tersentuh. Selain faktor tersebut, pulau Rote patut disentuh karena posisinya yang terbengkalai yakni sangat lengkap dari faktor sebagai status daerah tertinggal, status daerah perbatasan dan status sebagai daerah kepulauan.


Menurutnya, Rote Ndao masih dalam taraf serba minus dari segi perekonomian dan kesehatan. Konkritnya, dari semua jumlah penduduk, masih ada 90.000 jiwa miskin secara konkrit yang masih berpenghasilan Rp 3,2 juta per tahun. Hal ini berpengaruh pada hidup sehat secara umum. Terdata, masih ada 90.000 jiwa miskin yang ekonomi rendah dan 20.000 KK yang belum menggunakan jamban sehat.


Sementara, data penduduk di Kabupaten Rote Ndao menunjukan, baru ada 7.000 KK dari jumlah 27.000 KK yang menggunakan jamban sehat. Angka yang cukup fantastis ini membuat pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rote Ndao dan dinas terkait perlu mempertajam program jamban sehat untuk semua lapisan masyarakat tanpa memandang siapapun.


“Pemkab dan dinas terkait harus mempertajam program jamban sehat tampa melihat muka masyarakat. Karena, dengan adanya peningkatan jamban sehat, masyarakat terasa sangat di sentuh, masyarakat merasakan sentuhannya yang sifatnya multi level semisal, air limbah yang ditampung bisa meresap ke akar tanaman yang ada di sekitarnya, sehingga warga bisa memanen hasilnya,” katanya.


Dijelaskan, dampak besar dari jamban tidak sehat adalah munculnya penyakit yang mematikan, adanya bau yang tidak sedap di lingkungan masyarakat sekitar dan masih banyak lagi alasan.


Leonard mengatakan, terlalu sulit dibayangkan kalau 20.000 KK yang tersebar tanpa jamban sehat. ”Apa jadinya kalau dalam satu rumah ada lima KK yang membuang kotoran sembarang. Kalau tiap harinya mereka mengeluarkan kotoran sekira dua kilogram saja, maka bandingkan 20.000 KK yang tanpa jamban tersebut.


“Patut disyukuri oleh pemerintah karena dengan adanya program dukungan health account di bidang kesehatan yang menyangkut kesejahteraan masyarakat ini, Pemerintah dan dinas harus merubah pola pikir dalam diri sendiri, sehingga yang terjadi adalah kepentingan masyarakat wajib menjadi ikon terpenting dalam setiap programnya,” tambah Leonard. (kr8)