Senin, 07 Juni 2010

Oho Ai Mitan

Kampungku Oleh Reddy Ngera
Sabtu, 12 September 2009
 
Beraneka ragam pula umbi yang ditanam, antara lain ada yang berwarna putih, ada juga ubi ubi kayu warna kuning.

Cita rasa setiap tanaman ubi kayu atau dikenal dengan singkong ini juga berbeda sesuai daerah masing-masing karena tergantung dari keadaan struktur  dan tingkat kesuburan di masing-masing daerah.

Misalnya, ubi kayu dari  Kabupaten Ende yang terkenal, yakni ubi nuabosi. Rasa  ubi kayu ini sangat memikat selera karena isinya sangat lembut setelah dimasak.

Dari ubi ubi kayu ini, masyarakat umumnya dapat mengolah menjadi makanan ringan, antara lain seperti kripik ubi, gaplek atau tape. 

Khusus untuk warga Kabupaten Sikka, ubi kayu atau dikenal dengan nama oho ai. Ada proses pengolahan dan penyimpanan ubi ini sehingga berwarna hitam dan masyarakat mengenalnya dengan nama oh ai mitan (ubi kayu hitam).



Cara pengolahannya sangat sederhana.  Umbi ubi kayu, setelah dicabut dari  tanah, kulitnya dikupas, kemudian dibelah  menjadi dua bagian atau  lebih. Hasil belahan itu dijemur selama seminggu.

Setelah kering, umbi ubi kayu dibungkus dengan daun pisang, kemudian dimasukkan dalam keranjang anyaman daun kelapa. Keranjang yang ada ubi kayu ini disimpan di tempat yang  cukup lembab. Setelah seminggu, keranjang dibuka.

Ubi kayu telah berubah warna menjadi hitam ( oho ai mitan) karena telah dipenuhijamur warna hitam. Oho ai mitan kemudian direndam lagi dengan air bersih sekitar empat hari.

Untuk  masyarakat di Kabupaten sikka, khususnya di desa- desa, oho ai mitan direbus atau digoreng. Rasanya sangat lezat. Bila oho ai mitan dimakan dengan  parutan kelapa setengah tua atau dengan  kuah ikan (mage air). (*)

Sumber : Pos Kupang