Selasa, 15 Juni 2010

Desa Wae Wea Kesulitan Air Bersih

Senin, 14 Jun 2010
Warga Desa Wae Wea, Kecamatan Bajawa Utara, Kabupaten Ngada hingga saat ini masih mengkonsumsi air kali karena kesulitan air bersih. Masalah ini sudah disampaikan kepada Pemkab Ngada. Namun, hingga saat ini pemerintah belum tanggap dan tidak menyalurkan bantuan sarana air bersih.


Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga harus ke kali Alo Wara untuk mengambil air minum dan kebutuhan lain. Hal ini disampaikan Kepala Desa Wae Wea, Damianus Nua saat ditemui wartawan di Bajawa, Jumat (11/6).

Menurut Damianus, jumlah kepala keluarga (KK) di Desa Waea Wea sebanyak kurang lebih 120 KK. Masyarakat yang menetap di daerah translok kurang lebih 50 KK. Sementara yang menetap di Dusun Ngulukedha kurang lebih 70 KK.

Ia mengatakan, umumnya masyarakat Desa Wae Wea mengambil air dari sumber mata air yang sama untuk dikonsumsi. Sebagai aparat desa, jelas Damianus, pihaknya sudah mengusulkan kepada Pemerintah Kabupaten Ngada untuk pembangunan sarana air bersih demi kepentingan masyarakat banyak. Namun, usulan untuk pembangunan saran air bersih dari Desa Wae Wea belum ditanggapi dan masyarakat tetap minum air kali.

Damianus menambahkan, usulan yang disampaikan Kepala Desa Wae Wea terkaiat rencana untuk mengambil air dari puncak bukit Wae Wea yang berjarak sekira 12 KM dari kampung. "Sumber mata air di Gunung Wae Wea sangat bersar dan mampu untuk melayani untuk beberapa dusun,” kata Damianus.

Namun renca pembanguan sarana air bersih di desa itu membutuhkan dana yang cukup banyak karena jarak dari mata air dengan kampung tempat tinggal warga cukup jauh. Masyarakat Desa Wae Wea selain merasa kesulitan air bersih juga kesulitan jalan raya. Hal ini karena jalan menuju ke Desa Wae Wea hanya bisa digunakan pada musim panas. Sedangkan untuk musim hujan, kendaraan roda empat tidak bisa melintas karena buruknya kondisi jalan tersebut.

Damianus mengakui sudah ada jalan raya menuju ke desa mereka. Tetapi jalan tersebut hanya berlaku di musim panas. Pihaknya mengharapkan pemerintah Kabupaten Ngada bias mengaspal jalan menuju ke desa mereka gar hasil produksi petani bias diangkut dengan kendaraan roda empat untuk dijual di Bajawa.

Kondisi yang terjadi sekarang, katanya, masyarakat setempat menjual komoditi perdagangan seperti kemiri, cacao dan jambu mete dalam jumlah terbatas karena harus menggunakan tenaga manusia untuk memikul hasil bumi untuk selanjutnya jual di Bajawa.

Kesulitan sarana air bersih dan jalan raya bagi masyarakat Desa Wae Wea sudah berlangsung lama. Namun, masyarakat lebih tinggal dalam penderitaan yang tak kunjung habis. Menyinggung soal sarana kesehatan, Kepala Desa Wae Wea mengatakan, sudah ada Pustu dan tenaga kesehatan yang ditempatkan. "Demikian halnya dengan fasilitas pendidkan sudah ada sekolah dasar yang berada di desa itu sehingga anak-anak sekolah dapat menikmati pendidikan seperti anak lain yang tinggal di kota," ujar Damianus.

Dijelaskan Damianus, saat musim hujan, masyarakat khususnya anak anak sering menderita penyakit malaria dan demam bedarah. Karena daerah tempat mereka tinggal dekat kali yang biasa mengairi sawah masyarakat. Sulitnya transportasi menuju ke desa Waea Wea menurut Damianus karena kendraan roda empat maupun roda dua yang melayani penumpang ke desa itu harus melalui kali Alo Wara dan kali Alo Wawo.

Demikian dengan masyarakat yang berjalan kaki menuju ke desa itu harus melintas di dua kali itu. Kondisi topografis desa yang sangat sulit membuat masyarakat desa enggan untuk pergi ke kota Bajawa. "Kendaraan baik roda empat maupun roda dua tidak mau melayani penumpang ke desa kami karena topografi yang sangat sulit. Karena itu kami mengharapkan ada perhatian dari pemerintah," harapnya. (teo)