Senin, 07 Juni 2010

Babi Bantuan Mati Mendadak

Senin, 07 Jun 2010, | 9
LEWOLEBA, Timex-Penerapan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Baopana, Kecamatan Lebatukan yang dideklarasikan Kamis (2/5) lalu mendapat pengaduan dari warga Desa Baopana. Hal ini karena babi peliharaanya mengalami stress dan mati di tempat yang baru.

Atas pengaduan itu Kepala Desa Baopana, Valentinus Sogan Lengari kepada koran ini saat dikonfirmasi di kediamannya, Jumad (4/6) mengatakan, penerapan kebijakan itu bukan dadakan tetapi sudah disampaikan jauh-jauh hari sebelumnya. "Sebelumnya sudah dilakukan sosialisasi program bersama tim gabungan dari desa dan Plan Lembata dan juga sudah ada kesepakatan bersama seluruh masyarakat Baopana sehingga seharusnya tidak perlu ada pengaduan seperti itu," kata Lengari menanggapi keluhan warga.

Pengaduan yang disampaikan salah seorang warga Desa Baopana, Hubert Suban Lasar melalui surat pengaduannya Nomor 01/HSL/B/L/2010 yang ditujukan kepada kepala desa Baopana, camat Lebatukan dan Komisi C DPRD Lembata dengan beberapa item tuntutan termasuk ganti rugi atas ternak yang mati. Lengari mengatakan, dirinya tidak akan memenuhi tuntutan Lasar karena baginya penerapan program itu bukan kemauannya seorang diri sebagai kepala desa tapi itu adalah kesepakatan bersama warga yang seharusnya diterima bersama.

Ia juga menjelaskan, semua warga yang mempunyai hewan peliharaan di sekitar rumah sudah dipindahkan ke lokasi baru di pinggir kampung. Hal ini karena mereka memahami dampak dari penerapan program itu untuk kebaikan bersama warga Desa Baopana. "Apapun bentuk dan model kandang yang dibuat di pinggir rumah tetap akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan sangat mengganggu warga lainnya. Agar tidak menimbulkan adaya kecemburuan diantara warga desa terkait penerapan program sanitasi total berbasis masyarakat maka sebaiknya semua hewan peliharaan warga dipindahkan ke pinggir kampung," lanjut Lengari.

Terhadap penyedia program STBM Plan Wilayah Lembata, Lengari mengatakan, persoalan ini adalah persoalan internal desa yang bisa diselesaikan dengan baik. Karena itu ia berharap Plan tetap melanjutkan program-programnya di Desa Baopana karena semuanya untuk kepentingan seluruh warga Desa Baopana.

Sementara itu terkait penyelesaian persoalan itu, Lengari menjelaskan, persoalan itu akan diselesaikan dengan cara damai dengan menghadirkan camat Lebatukan untuk menfasilitasi penyelesaian damai persoalan tersebut. "Saya tidak mau memperuncing persoalan ini yang tentunya akan berdampak pada terhambatnya pembangunan di desa ini," kata Lengari.

Sementara itu, dalam upaya mewujudkan masyarakat Baopana yang sejahtera dan mandiri, Kepala Desa Baopana, Valentinus Sogan Lengari senantiasa menggelorakan semangat gotong royong yang juga adalah budaya khas masyarakat Lamaholot pada umumnya.

Ia menjelaskan, pembangunan di Desa Baopana hingga saat ini berjalan lancar karena didukung semangat gotong royong dan partisipasi aktif dari masyarakat.

Pembangunan di Desa Baopana, lanjut Lengari, juga sangat terbantu dengan kehadiran beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) seperti Pansimas, Plan, PNPM dan juga PPIP. "Mereka hadir dengan aneka program untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun berbagai bentuk pemberdayaan lainnya," katanya.

Terkait sarana dan pelayanan terutama pendidikan dan kesehatan, Lengari mengatakan, hingga saat ini warga Desa Baopana merasa tidak ada kesulitan karena di desanya terdapat Puskesmas pembantu dengan empat perawat yang selalu siap melayani masyarakat. Sementara itu ada juga Posyandu dan sekolah dasar yang juga termasuk dalam sekolah binaan Plan Lembata. (krf1)