Kecewa Pelayanan KTP
SOE, Timex – Pelayanan pengurusan KTP, kartu keluarga termasuk akta kelahiran di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten TTS akhir-akhir ini meresahkan masyarakat. Sistem pelayanan yang diterapkan dinas tersebut khusus dalam ruangan sudah bagus.
Namun, pemberlakukan sistem antri untuk memperoleh nomor masih meresahkan masyarakat.
Dimana, pembagian nomor diberlakukan sistem antri, tetapi terkesan ada kotak-kotakan dan ada calo. Selain itu, diduga petugas yang membagikan nomor antri tidak jujur. Prakteknya ada masyarakat yang datang kemudian, tapi dapat nomor urut. Sedangkan yang datang duluan tidak.
Sistem seperti itu membuat masyarakat yang antri berjam-jam dan belum dapat nomor merasa geram dan marah. Jumat (23/4) terjadi desak-desakan untuk mendapatkan pembagian nomor antrian. Karena desakan masyarakat yang antri cukup banyak, mengakibatkan kaca jendela kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sebanyak satu buah ukuran dengan ketebalan 3 inc pecah.
Ayub Busi, salah satu petugas pembagi nomor antri yang bertugas Jumat kemarin ketika ditemui wartawan usai kejadian mengatakan, loket pelayanan pembuatan KTP, kartu keluarga dan akta kelahiran dibuka pukul 07.15 Wita. Saat buka, dia langsung membagikan nomor urut kepada masyarakat yang sudah antri sejak pagi. ”Saya baru bagi nomor satu langsung massa berdesak-desakan tidak lama kemudian saya juga kaget kaca jendela pecah,” jelas Ayub. Semua pelayanan diloket langsung terhenti dan kejadian itu disampaikan ke Sat Pol PP Kabupaten TTS.
Kasat Pol PP Kabupaten TTS, Yoppych Magang kepada wartawan mengatakan, pada prinsipnya Sat Pol PP hanya mengamankan agar pelayanan di kantor tersebut berjalan baik. Namun sistem pelayanan yang diterapkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil perlu dirubah.
Permintaan itu disampaikan masyarakat yang antri kemarin. Yoppych mengatakan, kasus keributan soal nomor antri sudah pernah terjadi dan pihaknya pernah mendapatkan calo nomor KTP.
Sekertaris Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten TTS, Danial Takain yang dikonfirmasi wartawan mengaku, setelah kejadian kemarin mereka segera melaksanakan rapat bersama agar sistem pelayanan nomor antrian harus dirubah. Pasalnya, keributan mengenai pembagian nomor antri sudah terjadi beberapa kali. (dek)
Namun, pemberlakukan sistem antri untuk memperoleh nomor masih meresahkan masyarakat.
Dimana, pembagian nomor diberlakukan sistem antri, tetapi terkesan ada kotak-kotakan dan ada calo. Selain itu, diduga petugas yang membagikan nomor antri tidak jujur. Prakteknya ada masyarakat yang datang kemudian, tapi dapat nomor urut. Sedangkan yang datang duluan tidak.
Sistem seperti itu membuat masyarakat yang antri berjam-jam dan belum dapat nomor merasa geram dan marah. Jumat (23/4) terjadi desak-desakan untuk mendapatkan pembagian nomor antrian. Karena desakan masyarakat yang antri cukup banyak, mengakibatkan kaca jendela kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sebanyak satu buah ukuran dengan ketebalan 3 inc pecah.
Ayub Busi, salah satu petugas pembagi nomor antri yang bertugas Jumat kemarin ketika ditemui wartawan usai kejadian mengatakan, loket pelayanan pembuatan KTP, kartu keluarga dan akta kelahiran dibuka pukul 07.15 Wita. Saat buka, dia langsung membagikan nomor urut kepada masyarakat yang sudah antri sejak pagi. ”Saya baru bagi nomor satu langsung massa berdesak-desakan tidak lama kemudian saya juga kaget kaca jendela pecah,” jelas Ayub. Semua pelayanan diloket langsung terhenti dan kejadian itu disampaikan ke Sat Pol PP Kabupaten TTS.
Kasat Pol PP Kabupaten TTS, Yoppych Magang kepada wartawan mengatakan, pada prinsipnya Sat Pol PP hanya mengamankan agar pelayanan di kantor tersebut berjalan baik. Namun sistem pelayanan yang diterapkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil perlu dirubah.
Permintaan itu disampaikan masyarakat yang antri kemarin. Yoppych mengatakan, kasus keributan soal nomor antri sudah pernah terjadi dan pihaknya pernah mendapatkan calo nomor KTP.
Sekertaris Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten TTS, Danial Takain yang dikonfirmasi wartawan mengaku, setelah kejadian kemarin mereka segera melaksanakan rapat bersama agar sistem pelayanan nomor antrian harus dirubah. Pasalnya, keributan mengenai pembagian nomor antri sudah terjadi beberapa kali. (dek)